Mahasiswa Asing dan Lokal Antusias Promosikan Budaya dalam International Day UAD
International Day UAD A Call for Navigation to the World Again telah memberikan pengalaman singkat tetapi berkesan bagi mahasiswa asing dan mahasiswa lokal pada Sabtu, 9 Desember 2023. Di sini, mahasiswa saling berinteraksi dan mengenalkan budaya masing-masing.
Salah satu mahasiswi Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Lina, mengatakan bahwa dirinya datang ke acara ini karena penasaran. Selain itu, ia antusias mendukung teman-teman mahasiswa asing yang sedang mempromosikan budayanya. “Aku datang untuk support mereka, lalu juga penasaran dengan rasa makanan dari berbagai negara,” tuturnya saat diwawancara Humas UAD.
Pertukaran budaya ini menjadi hal yang segar di kampus UAD pascapandemi Covid-19. Mahasiswa asing dari Pakistan, Tiongkok, Korea Selatan, Malaysia, Timor Leste, Thailand, dan negara lainnya, mendekorasi booth dengan kreatif, memasak makanan khas, menampilkan banyak pertunjukan, dan memakai baju adat dari masing-masing negara.
“Kami sangat senang dengan acara ini, kami dapat mencicipi berbagai makanan dari negara lain tanpa mengunjungi negara tersebut. Makanannya aneh tapi enak-enak,” kata Fadila, mahasiswi Prodi Sastra Indonesia UAD.
Mahasiswa asal Pakistan, Mashhood Ahmad, menerangkan bahwa dirinya dan teman-temannya telah mempersiapkan acara ini beberapa waktu sebelumnya. Ia merupakan mahasiswa semester 1 Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII). “Saya dan teman-teman saya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mempersiapkan acara ini dengan senang karena kami akan bertemu dengan mahasiswa Indonesia di UAD. Kami memasak sendiri makanan khas Pakistan seperti nasi biryani,” terangnya.
Mashhood juga menjelaskan tentang pakaian tradisional yang sedang ia kenakan. Ia memakai set pakaian shalwar kameez yang terdiri atas celana panjang, gamis, dan vest tradisional Pakistan. “Ini pakaian khas kami, biasanya dikenakan saat acara spesial seperti pernikahan dan tidak dipakai sehari-hari. Kami khusus memakainya hari ini untuk mempromosikan dan mengenalkan Pakistan kepada teman-teman mahasiswa semua,” terangnya ramah.
Yustin dan Lilia, mahasiswi internasional lainnya asal Tiongkok bercerita tentang pakaian tradisional Tiongkok yang mereka kenakan. Mereka memakai pakaian khas kampung halamannya, Provinsi Guangxi, yakni MaMianQun. MaMianQun merupakan pakaian tradisional sejak masa Dinasti Ming. Di booth Tiongkok, mereka menyajikan berbagai macam makanan khas seperti kue labu (nan gua bing), sate ayam kuah (bo bo ji), bubur bunga lotus (oufen), dan lainnya.
Selain Pakistan dan Tiongkok, Mesir memiliki koshary, Thailand memiliki tom yam, India memiliki kue nan, dan lainnya. Tarian, nyanyian, dan puisi tradisional serta modern menyemarakkan dengan meriah hingga acara selesai.