Sasar Pondok Pesantren, MKM UAD Selenggarakan Edukasi Cegah Stunting
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia melaporkan bahwa terdapat 65.000 kasus dispensasi perkawinan anak pada tahun 2021 dan sebanyak 55.000 pengajuan pada tahun 2022. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan karena selain merenggut masa depan generasi penerus bangsa, juga turut menyumbangkan angka stunting tiap tahunnya. Prevalensi stunting pada bayi di bawah usia 3 tahun sebesar 43,5% dengan usia ibu 14–15 tahun dan 22,4% dengan usia ibu 16–17 tahun.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kelompok 8 Program Studi (Prodi) Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggalakan edukasi cegah stunting melalui program pemberdayaan umat (prodamat). Kegiatan ini berlangsung pada 18 Desember 2023 di Pondok Pesantren Al-Ishlah, dengan peserta didiknya juga bersekolah di Madrasah Aliyah (MA) Maafaza Bantul. Mengusung tema “Generasi Muda Sadar Stunting”, sebanyak 63 santriwati turut berpartisipasi aktif.
Ustadz Idris, M.Hum. selaku perwakilan dari pondok pesantren mengaku senang dengan kehadiran kaum akademisi di instansi mereka. “Kami ucapkan selamat datang kepada para dosen maupun mahasiswa MKM UAD yang telah bersedia memberi ilmu baru kepada anak-anak kami. Kebetulan sekali, ada beberapa anak didik yang senang mengonsumsi mi instan sehingga harapannya nanti bisa menjawab apakah ada hubungan antara pola makan dengan kejadian stunting. Dengan begitu, mereka akan lebih tahu risiko kesehatan yang dihadapi di masa depan,” tuturnya.
Di bawah bimbingan Ns. Nurul Kodriati, S.Kep., M.Med.Sc., Ph.D. dan Dr. Sunarti, S.K.M., M.Si., kelompok yang diketuai oleh Adi Mulyadin Kadrin, S.K.M. itu memberi edukasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi. Perempuan yang hamil di usia 10–14 tahun berisiko lima kali lebih rentan untuk mengalami kematian saat persalinan karena kondisi rahim yang belum matang sempurna. Edukasi kesehatan memiliki peran strategis sebagai gerbang utama perubahan perilaku, sementara remaja berkontribusi besar bagi peningkatan krisis kesehatan sehingga keduanya harus saling bersinergi.
Adi Mulyadin berharap dengan program prodamat yang dilaksanakan oleh mahasiswa UAD ini, akan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. Sehingga ke depan masyarakat lebih awas dan peduli terhadap kesehatan, terutama terkait dengan stunting.
(ish)