KKN UAD dan Warga RW.8 Prawirotaman Kelola Limbah Rumah Tangga Jadi Pupuk Kompos
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unit I.C.2 sukses mengajak masyarakat RW.08 Prawirotaman, Yogyakarta memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi pupuk. Melalui program bertajuk “Edukasi Pembuatan Pupuk Kompos” yang berlangsung pada Sabtu, 9 Desember 2023, mahasiswa KKN UAD mendapat sambutan baik oleh masyarakat Prawirotaman.
Program ini merupakan Inisiatif yang bertujuan untuk mengatasi sulitnya akses dalam pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Sebagai respons, masyarakat RW.08 Prawirotaman secara serempak mengambil langkah untuk mengelola sampah organik dan anorganik secara mandiri.
Abbad Hanif, Ketua KKN UAD Alternatif I.C.2, menyatakan, “Kegiatan kami diawali dengan sosialisasi mengenai manfaat dan prosedur pembuatan kompos. Selanjutnya, kami melaksanakan pelatihan pembuatan kompos dengan membentuk kelompok warga, di mana setiap anggota KKN mendampingi proses pembuatannya,”.
Menurut Aning Siswanti selaku Ketua RW.08 Prawirotaman, ia berpendapat bahwa program pembuatan pupuk kompos ini berpotensi memberikan manfaat signifikan bagi kelestarian lingkungan di wilayah Prawirotaman sebagai tempat pariwisata.
“Kalau di kota, hal penting adalah mengurangi sampah dan memberikan manfaat bagi rumah tangga. Di daerah perkotaan, pembuangan sampah seringkali menjadi masalah, oleh karena itu, limbah non-organik dapat disalurkan ke bank sampah, sementara limbah organik dapat didaur ulang menjadi kompos,” ungkap Aning saat diwawancara pada Kamis, (14-12-2023)
Lebih lanjut, Abbad Hanif kembali menegaskan pentingnya pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai media pembuatan pupuk organik. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah harian rumah tangga di wilayah pariwisata Prawirotaman. “Kita menghadapi masalah dengan limbah rumah tangga seperti sisa makanan, sayuran, dan limbah taman yang menumpuk tanpa penanganan yang jelas. Oleh karena itu, kami memanfaatkan galon dan sisa limbah rumah tangga sebagai media untuk membuat kompos,” jelasnya.
Sementara untuk proses pembuatannya, Abbad menjelaskan bahwa ia bersama timnya melakukan pendampingan langsung menuju rumah-rumah warga secara berkala. “Semoga dengan terselenggaranya program ini, masyarakat Prawirotaman lebih aktif dalam mengelola limbah galon plastik dan sisa limbah rumah tangga, misalnya dimanfaatkan untuk mengembangkan ide bisnis yang berkelanjutan sambil menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di wilayah Prawirotaman.” harapnya. (Doc)