Mahasiswa UAD Beri Pelatihan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Jadi Pupuk Kompos
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan, saat ini jumlah sampah yang dihasilkan lebih tinggi angkanya dibandingkan dengan jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tersedia di Yogyakarta. Dengan terbatasnya TPA di DIY maka menjadikan jumlah sampah membludak. Melihat permasalahan tersebut, banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah salah satunya dengan pengadaan bank sampah.
Akan tetapi, program itu dinilai belum mampu untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan baik. Penyebabnya adalah program bank sampah didominasi pengelolaan sampah daur ulang seperti besi, plastik, kertas, dan sebagainya. Sementara itu, pengelolaan sampah organik dinilai masih kurang diperhatikan. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sesuai jenisnya juga menjadi penyebab dari masalah ini.
Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 119 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XI.D.3 mengadakan program sosialisasi pembuatan pupuk kompos kepada masyarakat Dusun Puluhan Lor, Bantul, pada Selasa, 20 Februari 2024. Pengelolaan limbah itu dinilai lebih efisien serta ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah rumah tangga dengan menggunakan ember tumpuk. Ibu-bu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) di Dusun Puluhan Lor antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan.
Rifqi Abdillah selaku ketua unit XI.D.3 menyatakan, “Kegiatan kami diawali dengan sosialisasi mengenai manfaat dan prosedur pembuatan kompos. Selanjutnya, kami melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dipandu oleh Ponijan yang sudah berpengalaman dalam pembuatan pupuk kompos,” ujarnya.
Ponijan selaku pakar bidang pertanian sekaligus pemateri pada pelatihan pembuatan pupuk kompos mengungkapkan, “Penggunaan ember bertumpuk untuk menghasilkan pupuk kompos dari limbah rumah tangga dinilai sebagai metode yang sesuai karena praktis dan mudah diterapkan. Hal ini dikarenakan dapat membantu mengurangi sampah rumah tangga seperti sisa-sisa sayuran dan buah-buahan,” ungkapnya.
Dalam praktiknya, limbah organik rumah tangga yang telah dikumpulkan kemudian dicacah hingga menjadi berukuran kecil. Semakin kecil cacahan sampah, semakin cepat pengomposan berlangsung. Kemudian dicampurkan secara merata dengan larutan aktivator EM4 hingga mencapai konsistensi yang tidak terlalu kering.
Melalui program kerja tersebut, mahasiswa KKN berharap dapat berperan aktif dalam membangun kesadaran lingkungan dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Selain itu, mereka juga ingin memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan menciptakan sumber daya yang bernilai tambah bagi masyarakat. (umh/doc)