Mahasiswa UAD Kenalkan Kain Jumputan ke Kancah Internasional
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Internasional yang ditempatkan di Kalamullah Al-Quran and Multilingual School di Pattani, Thailand, terus melakukan inovasi dalam program kerja (proker) mereka. Unit 3, pada Selasa, 13 Februari 2024 lalu memperkenalkan kain jumputan sebagai proker besar. Tim tersebut terdiri atas Yunizar Amirul Haq selaku ketua, serta Ellia Rahmawati, Elvira Rovi Rahmania, Muhammad Tectona Akbar, Raka Afrinata, Rezky Choirunnisa Suprapto, dan Shaumi Natalia Putri.
“Suasana belajar di sini umumnya tidak seperti sekolah lain karena di sekolah ini mengajarkan empat bahasa, yakni Melayu, Arab, Inggris, dan Thai,” papar Yunizar. “Hal itu menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan karena banyak media permainan edukatif yang digunakan sehingga murid-murid lebih bersemangat dalam belajar.”
Tim KKN UAD pun ingin menyajikan sebuah sarana edukatif yang menyenangkan, yaitu melalui kain jumputan. Batik jumputan adalah salah satu batik tradisional khas Palembang yang perlu diperkenalkan ke kancah internasional. Alasan tim memilih cara ini karena proses pengerjaannya yang tidak lepas dari kreativitas yaitu dengan teknik ikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik.
“Tentu untuk mengajarkan kepada anak-anak membuat batik jumputan bukan hal yang mudah, kami melakukan trial and error terlebih dahulu. Kemudian, kami juga menonton kembali tayangan di YouTube tentang cara untuk membuat kain jumputan teknik ikat celup,” jelas Tectona.
Setelah menguasai semua langkah, tim KKN mulai mengajarkan kepada seluruh murid tentang membuat batik jumputan. Mulai dari melipat kain, mencampurkan pewarna ke dalam air, mengikat kain yang dilipat, dan sampai ke tahap akhir yaitu mencelupkan kain yang sudah diikat ke dalam pewarna. Anak-anak yang berpartisipasi sangat antusias dan senang karena mendapatkan pengalaman baru yang sebelumnya belum mereka ketahui.
Melalui pengenalan kain jumputan ini, mahasiswa ingin menekankan bahwa di mana pun kita berada jangan sampai melupakan budaya Indonesia. Kita pasti akrab dengan istilah “rumput tetangga lebih hijau”. Namun, tanpa kita sadari budaya yang kita miliki juga banyak dikagumi oleh bangsa lain. Contohnya murid-murid sekolah di Thailand yang sangat antusias dalam membuat kain jumputan. (Rini)