IMM UAD Ikuti Darul Arqam Madya Bertajuk Gerakan Intelektual Islam Progresif
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terus berupaya memperkuat kaderisasinya melalui berbagai program pengembangan diri, salah satunya adalah Darul Arqam. Pada kesempatan kali ini, Pimpinan Cabang Djazman Al-Kindi Kota Yogyakarta (PC IMM Djazki Yogyakarta) menyelenggarakan studium generale Darul Arqam Madya (DAM) dengan tema “Fresh Ijtihad: Reposisi Gerakan Intelektual Islam Progresif.”
Kegiatan ini berlangsung di Balai Pusat Pelatihan Kementerian Sosial Yogyakarta, Kaliurang, Sleman, DIY, dari 22 hingga 26 Mei 2024. Acara tersebut diikuti oleh 31 partisipan yang berasal dari berbagai universitas, termasuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Salah satu pemateri yang dihadirkan adalah Dr. Norma Sari, M.Hum. Ia membahas tentang aksentuasi peran perempuan dalam gerakan Islam progresif, sebuah topik yang relevan dengan tema besar acara.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberikan sarana pengembangan kompetensi diri bagi kader IMM untuk membentuk pribadi muslim yang progresif,” ujar Rashika. “Semoga acara ini bisa menjadi wadah untuk mengembangkan cendekiawan muslim yang segar secara intelektual dalam menghadapi era distribusi informasi yang semakin pesat,” tambahnya.
Studium generale ini bertujuan tidak hanya untuk memperdalam pemahaman peserta tentang konsep-konsep Islam progresif, tetapi juga untuk memperkuat peran intelektual Islam dalam dinamika sosial dan budaya kontemporer. Partisipasi dari berbagai universitas menunjukkan semangat kolaborasi dan sinergi dalam memperkuat gerakan intelektual di kalangan mahasiswa.
Dengan tema Fresh Ijtihad acara itu menekankan pentingnya melakukan interpretasi dan pemikiran ulang terhadap nilai-nilai Islam sesuai dengan konteks zaman. Ini sejalan dengan tujuan IMM untuk menciptakan kader yang tidak hanya taat secara spiritual, tetapi juga kritis dan adaptif terhadap perubahan sosial. (Nfs)