KKN UAD Adakan Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Limbah
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Unit II.B.2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan pembuatan lilin dari limbah minyak goreng. Pelatihan dilaksanakan di Balai RW 06 Jatimulyo Baru, Tegalrejo, Yogyakarta, Rabu 10-6-2024. Pelatihan ini dihadiri oleh pengurus PKK RW 06 dan ibu-ibu warga setempat.
Melihat kondisi saat ini, permasalahan limbah minyak goreng banyak tidak terolah dengan baik, sehingga mengakibatkan lingkungan yang tercemar. Dengan permasalahan tersebut, para mahasiswa berinisiatif untuk mengadakan pelatihan pemanfaatan limbah. Limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna, salah satunya adalah lilin aromaterapi.
Minyak yang telah menjadi limbah akibat pemakaian berulang dalam proses penggorengan dapat memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Penggunaan minyak jelantah ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan kanker. Begitu pula dengan limbah minyak yang dibuang ke tanah atau saluran air maka dapat merusak ekosistem, mengganggu kehidupan biota air, dan mencemari sumber air bersih yang penting bagi kehidupan manusia serta hewan.
Pembuatan lilin dari limbah minyak goreng dipilih karena berbagai alasan. Pertama, bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Kedua, proses pembuatannya juga sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, banyak orang yang menyukai lilin dari minyak goreng bekas karena konsepnya yang ramah lingkungan dan inovatif, serta lilin aromaterapi sedang menjadi tren di kalangan masyarakat luas. Dengan memanfaatkan limbah minyak goreng, tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk yang berguna.
Pembuatan lilin dimulai dari langkah pertama yaitu menimbang stearic acid sebanyak 100 gram, kemudian menyerut parafin menggunakan pisau hingga ukurannya kecil. Tujuan dari penyerutan tersebut agar pada saat dipanaskan parafin cepat mencair.
Langkah kedua, menimbang parafin yang sudah diserut sebanyak 100 gram dan menambahkan minyak jelantah sebanyak 100 gram. Perbandingan untuk minyak jelantah, parafin, dan asam stearat adalah 1:1:1. Kemudian, campuran tersebut dipanaskan menggunakan api sedang dan diaduk hingga semua bahan larut sempurna. Waktu yang digunakan untuk pemanasan ini sekitar 15 menit.
Langkah ketiga, setelah mencair sempurna, tambahkan pewarna dan pewangi sambil diaduk dengan posisi masih dipanaskan. Kemudian, setelah tercampur dengan pewarna dan pewangi, campuran tersebut langsung dimasukkan ke dalam cetakan.
Langkah keempat, setelah dimasukkan ke dalam cetakan, lilin di diamkan sekitar 15–30 menit hingga setengah membeku, kemudian diberi sumbu lilin. Tujuan dari mendiamkan lilin terlebih dahulu sampai setengah membeku adalah agar sumbu lilin dapat menancap sempurna pada lilin. Setelah itu, diamkan lilin hingga mengeras sempurna.
Hasil dari kegiatan pelatihan pemanfaatan minyak jelantah dalam pembuatan lilin aromaterapi dapat diamati secara langsung setelah kegiatan. Pengurus PKK dan warga setempat merasa antusias dan merespons positif terhadap pelatihan ini.
Salah satu mahasiswa KKN mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lingkungan aman dan terjaga. “Dengan adanya pengolahan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi, semoga pengurus PKK Jatimulyo Baru bisa mensosialisasikannya lebih lanjut kepada warga setempat.”
“Dengan modal awal yang terjangkau dan cara pengolahan yang sederhana, tentu saja warga setempat dapat mempraktikkan pembuatan lilin dari limbah minyak goreng di rumah masing-masing dengan mudah,” tambahnya. (can)