Menguasai Keterampilan Asertif Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Experiential Learning
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 bidang studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bernama Eka Markhati Solikhah, S.Pd. telah memberikan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik experiential learning kepada siswa kelas XII MIPA 1 di SMA Negeri 1 Banguntapan guna meningkatkan perilaku asertif. Kegiatan layanan ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan yaitu pada 22 Juli–8 Agustus 2024.
Perilaku asertif dapat dimaknai sebagai kemampuan individu mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan keinginannya kepada orang lain secara jujur dan bertanggung jawab, dengan berbagai pertimbangan yang tidak menyinggung hak atau menyakiti orang lain. Perilaku asertif perlu dimiliki oleh setiap individu agar dapat menjalin hubungan interpersonal yang lebih efektif dan memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
Ada beberapa tanda-tanda individu mempunyai kemampuan asertif rendah, di antaranya seperti terlalu mudah mengalah, mudah tersinggung dan cemas, kurang yakin pada kemampuan diri sendiri, dan sukar memulai komunikasi dengan orang lain. Selain itu, individu yang tidak mampu mengontrol emosi dengan baik dan menyinggung hak orang lain juga dapat dikatakan kurang memiliki kemampuan asertif.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagai individu harus memiliki kemampuan asertif yang baik. Dengan demikian, kita dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginan kita dengan tidak melanggar hak orang lain. Kita juga dapat mengaktualisasikan diri kita, memahami perasaan, mampu mengontrol emosi, dan menemukan solusi dari permasalahan yang dialami.
Target utama yang menjadi sasaran dalam layanan ini adalah siswa kelas XII MIPA 1 di SMA Negeri 1 Banguntapan. Kelas XII merupakan masa remaja menuju dewasa yang dihadapkan dengan berbagai tantangan atau keputusan penting terkait pendidikan lanjut, karier, dan hubungan sosial. Maka perlu dilakukan intervensi pada kemampuan perilaku asertif pada siswa, salah satunya menggunakan bimbingan kelompok teknik experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman.
Melalui teknik experiential learning dengan memanfaatkan media video, kartu show and dare, dan berbagi pengalaman yang pernah dialami siswa, mereka dapat memahami lebih mendalam dan saling memberikan pendapat terkait perilaku asertifnya. Experiential learning merupakan suatu pendekatan dalam proses pendidikan yang menekankan pada pengalaman langsung, interaksi aktif, dan refleksi mendalam untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Metode ini berfokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi dunia nyata, yang mendorong siswa untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Siswa yang mengikuti layanan bimbingan kelompok ini, mengaku sangat senang karena mendapatkan pengetahuan baru yaitu tentang asertif, perbedaan dengan pasif dan agresif, ciri- ciri berperilaku asertif, dan cara meningkatnya. Selain itu, melalui bimbingan kelompok ini tingkat kemampuan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, berinteraksi, dan kemampuan menyampaikan pendapat juga meningkat. Mereka juga menyampaikan harapan ke depannya setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok topik asertif ini, seperti berupaya akan menerapkan perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku asertif sangat penting diterapkan dalam diri setiap individu, agar mencegah timbulnya konflik atau hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Maka, berbagai upaya pencegahan seperti layanan bimbingan kelompok ini perlu dilaksanakan dan dikembangkan secara konsisten. Sebab, era globalisasi saat ini menuntut kita untuk menjadi individu yang adaptif, kritis, dan mandiri. (doc)