KKN MAs 118 Gelar Penyuluhan Pencegahan Stunting
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah ‘Aisyiyah (MAs) 118 yang berada di Desa Karangbangun, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengadakan penyuluhan pencegahan stunting untuk remaja, ibu hamil, dan ibu balita pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Kegiatan ini berfokus pada edukasi dan pencegahan stunting, ditujukan kepada masyarakat Desa Karangbangun.
Kelompok KKN MAs 118 terdiri atas sejumlah mahasiswa, yaitu Toni Abdurrahman dari Universitas Ahmad Dahlan, Putri Farida dari Universitas Muhammadiyah Buton, Kholilah Jinan dari Universitas Muhammadiyah Pontianak, Suci Cahyani dari Universitas Ahmad Dahlan, Suryani Assifa dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Lesta Irmanda dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Sabila Rizqy Fauziah dari Universitas Muhammadiyah Kudus, Ramadhan Alqodrian dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Arya Tri Wijaya dari Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Karangbangun, Elizabeth Suwarni, diikuti oleh sambutan dari bidan Dwi Retnaningsih yang juga merupakan koordinator kelompok KKN MAs 118. Setelah itu, kegiatan ice breaking yang dipandu oleh mahasiswa KKN memeriahkan suasana sebelum penyuluhan dimulai. Penyuluhan pencegahan stunting disampaikan oleh Eka Dewi Suryaningsih, anggota Puskesmas Kecamatan Jumapolo.
Penyuluhan ini juga mencakup program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan menekan angka prevalensi stunting di Desa Karangbangun. Kegiatan tersebut turut melibatkan ibu-ibu balita serta tokoh masyarakat, dengan fokus utama memberikan edukasi terkait pentingnya gizi untuk bayi dan anak-anak guna mencegah stunting.
Dalam materi penyuluhan, narasumber menekankan pentingnya mengetahui tingkat risiko kehamilan sebelum merencanakannya. Kehamilan pada usia terlalu muda (kurang dari 21 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) memiliki risiko tinggi, termasuk melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) yang meningkatkan risiko stunting hingga 20%. Selain itu, narasumber juga menjelaskan penyebab stunting lainnya, seperti kurangnya asupan gizi selama kehamilan, ketidakseimbangan nutrisi anak, pola asuh yang kurang optimal, pemberian ASI eksklusif yang tidak memadai, terbatasnya akses pelayanan kesehatan, serta buruknya sanitasi dan akses air bersih.
Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan mengurangi risiko stunting. Dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai pola makan seimbang dan gizi, diharapkan masyarakat Desa Karangbangun dapat mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan anak-anak mereka lebih optimal. (TA)