Intan Awalia Putri, Raih Prestasi di Ahmad Dahlan International Youth Camp 2024
Intan Awalia Putri, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan di ajang Ahmad Dahlan International Youth Camp (ADYC) 2024. Intan meraih penghargaan 1st Best Article, 3rd Best Presenter, dan 2nd Best Performance dalam sesi focus group discussion (FGD). Acara ini dilaksanakan pada 3–5 Oktober 2024 di Dewi Tinalah Outbound, Kulon Progo, Yogyakarta.
Dalam wawancara, Intan menjelaskan bahwa Ahmad Dahlan International Youth Camp adalah kegiatan yang bertujuan mengembangkan kemampuan kepemimpinan para pesertanya. Rangkaian acara ADYC meliputi seminar internasional, presentasi paper, pembinaan, serta FGD. “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengasah leadership, sekaligus menjadi wadah bagi peserta dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi,” ujarnya.
Motivasi utama Intan untuk mengikuti kompetisi tersebut adalah untuk menambah pengalaman dan menguji kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan baru, terutama dalam berinteraksi dengan peserta lain yang memiliki latar belakang budaya dan asal yang berbeda. “Saya ingin tahu seberapa bisanya saya bersosialisasi dengan orang-orang yang berbeda, dan pengalaman ini sungguh berharga,” ungkapnya.
Untuk menghadapi kompetisi ini, Intan mempersiapkan karya yang matang, terutama dalam penyusunan artikel. Tantangan yang dihadapi adalah kebuntuan ide yang sering kali muncul saat menyusun karya, terutama ketika harus diimbangi dengan menyelesaikan tugas-tugas kuliah. “Dari sini saya belajar untuk mengatur waktu dengan baik,” tambah Intan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah saat presentasi daring yang mengharuskan penggunaan bahasa Inggris. Meski merasa kesulitan karena keterbatasan kosakata dan pelafalan, Intan berhasil mengatasinya dengan berlatih untuk memperlancar pengucapan. “Ini jadi motivasi untuk terus belajar,” katanya.
Artikel yang ditulis oleh Intan berjudul “Kahoot Application of Interactive Learning through Digital Educational Games”. Ia memilih topik ini karena ingin mendorong digitalisasi dalam proses belajar mengajar. Menurutnya, penerapan gim edukasi berbasis digital dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan tidak monoton. “Saya ingin menunjukkan bahwa gamifikasi dalam pembelajaran bisa meningkatkan interaksi di kelas,” jelas Intan.
Setelah berhasil meraih penghargaan di tiga kategori berbeda, ia mengungkapkan rasa bahagianya. “Saya sangat senang karena berhasil keluar dari zona nyaman dan bisa melihat sejauh mana kemampuan saya,” ucapnya.
Intan berharap prestasinya ini dapat memotivasinya untuk terus mengembangkan kemampuan menulis dan menyebarkan manfaat melalui karya-karyanya. “Semoga saya bisa terus menulis dan berbagi manfaat bagi orang lain,” tutupnya. (eka)