Strategi Persiapan Karier dan Tantangan Bekerja di Perusahaan Global

Webinar Karier oleh Career Development Center (CDC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tsulusiyah)
Pusat Pengembangan Karier Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Kinobi sukses mengadakan webinar karier dengan tema “Strategi Persiapan Karier dan Tantangan Bekerja di Perusahaan Global”. Acara ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Minggu, 20 April 2025 dengan pemateri Rahmat Hafiz Sandria, BA.IR, M.Si(Han). selaku operations manager di perusahaan global.
Acara dibuka dengan sambutan dari apt. Hendy Ristiono, S.Far., M.P.H. selaku Kepala Career Development Center (CDC) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. “Acara ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mempersiapkan strategi terkait karier. Teman-teman dari semester awal dan semester akhir hendaknya sudah bisa memikirkan apa yang harus dipersiapkan, strategi apa yang harus dimulai, pada saat menyambut karier yang dituju. Sehingga kita tidak meraba-raba apa yang harus dilakukan. Saya memberikan apresiasi dari cikal bakal peserta yang mengikuti kegiatan ini, dapat melahirkan sosok alumni yang membanggakan nama UAD,” ujarnya.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi. Rahmat Hafiz menguraikan berbagai keuntungan dan tantangan bekerja di perusahaan global. Salah satu keuntungan utamanya adalah perbedaan gaji dan benefit yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perusahaan dalam negeri. Beberapa perusahaan bahkan memberikan tunjangan khusus, seperti tunjangan bahasa, tunjangan perumahan, hingga tunjangan relokasi.
Ia juga menyoroti lingkungan kerja yang multikultural dan dinamis sebagai nilai tambah bekerja di perusahaan global. Hampir 95% komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris, yang memberikan peluang besar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan memperluas jaringan karier. “Dengan tuntutan berbahasa Inggris, kita memiliki peluang lebih besar untuk bermanuver di dunia kerja global. Saat ingin berpindah kerja, kita sudah punya jangkauan yang lebih luas karena hampir semua perusahaan global mensyaratkan tes bahasa Inggris,” ungkapnya.
Selain itu, Rahmat menjelaskan bahwa perusahaan global umumnya memiliki mindset work-life balance yang baik, di mana terdapat batasan jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, termasuk dalam hal jam kerja, cuti, serta benefit lain yang mendukung kesehatan mental dan produktivitas.
Ia menyinggung struktur organisasi yang lebih terbuka. Di perusahaan global, para pemimpin aktif menjalin komunikasi dengan pegawai melalui berbagai platform diskusi rutin. Hal ini menciptakan hubungan kerja yang lebih dekat dan kolaboratif, jauh dari kesan birokratis.
Lebih lanjut, Rahmat menyampaikan bahwa inovasi dan kebebasan dalam bekerja sangat diapresiasi di lingkungan kerja global. Karyawan diberikan freedom of ownership untuk mengambil tanggung jawab dan menunjukkan potensi diri dengan dukungan penuh dari perusahaan. “Ketika kita berani keluar dari zona nyaman, kita bisa lebih bebas berinovasi dan berkolaborasi dengan siapa pun. Dunia kerja global menghargai hal tersebut,” tambahnya.
Rahmat juga mengingatkan peserta bahwa dinamika di perusahaan global bergerak cepat, sehingga karyawan dituntut untuk adaptif dan terus meningkatkan keterampilan. Perubahan tren pekerjaan, dampak globalisasi, serta kemajuan teknologi menjadi faktor penting yang membuat dunia kerja terus berkembang. “Ada jenis pekerjaan yang dulu sangat relevan, tetapi kini tidak lagi, begitu pula sebaliknya, ada pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Kita harus siap menghadapinya,” pungkasnya. (Lus)