Mengenang Aksi Bersama Psikologi UAD: Berdiri, Bertahan, Melawan

Diskusi Bersama Narasumber Psilet BEM Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. BEM Psikologi UAD)
Dengan antusias dan penuh harap, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkumpul di Hall Kampus IV UAD pada sore menjelang malam, Minggu, 6 Juli 2025. Mereka mengikuti Diskusi dan Bedah Buku yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Psikologi UAD. Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Deana Sari (aktivis Kamisan Solo), Enrille C. (aktivis Kamisan Magelang), Paul (aktivis Kamisan Jogja), dan Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si., (dosen Psikologi UAD).
Buku yang dibedah pada aksi ini berjudul Kamisan: Orang Silih Berganti, Aksi Ini Tetap Berdiri. Paul menjelaskan bahwa buku ini menggambarkan 18 tahun Aksi Kamisan. “Buku ini memberikan referensi sekaligus menjelaskan bagaimana orang menjadi saksi selama kurang lebih 18 tahun Aksi Kamisan. Salah satu bagian favorit saya dari buku ini adalah bagaimana Paus Fransiskus bertemu dengan surat Ibu Sumarsih, suatu kejadian yang dulu sempat ditutup-tutupi oleh publik,” ungkap Paul.
Deana dan Enrille turut berbagi pengalaman seputar Aksi Kamisan di era saat ini. Berbeda dengan stereotip yang ada, nyatanya Kamisan tidak melulu berupa demonstrasi atau orasi. Aksi Kamisan di Solo dan Magelang kerap berupa lapak baca dan belajar gratis yang ditujukan untuk anak-anak dan masyarakat pinggiran.
Dr. Hadi Suyono mengungkapkan alasan di balik terus adanya Aksi Kamisan melalui kacamata psikologis. “Untuk memahami hal ini, kita bisa melihat dari perspektif individu, yaitu kelekatan personal dengan keluarga. Bagaimana mungkin seorang ibu seperti Ibu Sumarsih tidak marah, anak yang sangat dicintainya mendapatkan ketidakadilan hingga kini,” jelasnya.
Selain diskusi dan bedah buku, acara ini juga menampilkan pembacaan puisi oleh empat penampil berbakat, yaitu: Arya Langgeng, Satria Dzailami Mufid, Guilermo Alibasya Bajradaram, dan Aisyah Mujahidah Belangi.
Pada sesi wawancara, Nawwaar Honey Suprayogi mengungkapkan latar belakang terselenggaranya kegiatan ini. “Kami melihat anak muda zaman ini tidak terlalu tertarik dengan isu politik sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini, banyak mahasiswa yang tergerak dan dapat memberikan dampak untuk Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (JUN)