Glagahan Hijau Berkat Program GRIYA KKN UAD

Program Glagahan Resik Iklim yang Asri (GRIYA) di Dusun Glagahan oleh KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam KKN Reguler 145 Unit VI.D.1 menginisiasi program Glagahan Resik Iklim yang Asri (GRIYA) di Dusun Glagahan, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul. Program yang dimulai sejak 25 Agustus 2025 ini hadir sebagai dukungan terhadap Program Kampung Iklim (ProKlim) yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Fokus utama kegiatan ini adalah menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan asri, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Langkah nyata yang dijalankan mahasiswa bersama warga adalah pembuatan jugangan (lubang sampah organik) serta penanaman bibit pisang di lahan desa dan pekarangan rumah warga. Sosialisasi terlebih dahulu dilakukan untuk mengenalkan manfaat mengelola sampah rumah tangga, di mana jugangan berfungsi menampung sampah organik dan mengubahnya menjadi kompos alami. Melalui gotong royong, empat jugangan dibangun di titik strategis dusun, sehingga dapat mengurangi kebiasaan membakar atau membuang sampah sembarangan sekaligus menghasilkan pupuk organik bagi tanaman warga.
Selain itu, mahasiswa bersama masyarakat menanami lahan wakaf dusun seluas 1.000 meter persegi dengan bibit pisang raja dan morosebo. Lahan yang sebelumnya kosong kini berubah menjadi area hijau produktif yang memiliki nilai gizi sekaligus nilai ekonomi. Penyaluran bibit juga dilakukan ke pekarangan rumah warga melalui kepala RT, masing-masing lima bibit per RT, sehingga total 20 bibit ditanam secara merata. Pola ini diharapkan menciptakan efek berantai—bibit baru dari anakan pisang nantinya bisa terus disebarkan dari rumah ke rumah, memperluas penghijauan di dusun.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Warga menilai bahwa kegiatan mahasiswa bukan sekadar rutinitas KKN, tetapi menghadirkan manfaat nyata bagi keberlanjutan lingkungan. “Alhamdulillah, tanah wakaf yang dulu kosong kini bisa bermanfaat bagi semua. Semoga pohon-pohon pisang ini tumbuh subur, berbuah lebat, dan hasilnya dirasakan warga. Lebih dari itu, kami berharap semangat menanam ini menular, sehingga anak cucu kita nanti tetap merasakan lingkungan yang hijau dan lestari,” tutur Samijo, Kepala Dukuh Glagahan.
Program GRIYA ini juga menegaskan peran mahasiswa sebagai agen perubahan. Melalui jugangan yang produktif dan penanaman bibit pisang yang meluas, Dusun Glagahan diharapkan tumbuh menjadi kawasan yang lebih hijau, sehat, dan tangguh menghadapi perubahan iklim. Inisiatif ini bukan hanya pengabdian masyarakat, tetapi juga pesan penting bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang dapat dimulai dari langkah kecil namun berkelanjutan. (doc)