Arti Kejuaraan bagi Taufik Azhari
“Yang terpenting adalah percaya diri, kata percaya bukan hanya percaya kepada diri sendiri saja, tetapi juga percaya kepada Allah yang telah memberikan kepercayaan kepada kita sehingga bisa terbang lebih tinggi,” ucap Taufik Azhari
Kalimat tersebut dilontarkan Taufik, sapaan akrabnya, mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021 yang berhasil menyabet juara II pada kejuaraan Prabu Taekwondo Challenge V Tingkat Nasional 2022. Kejuaraan diselenggarakan selama enam hari, yakni pada 11–13 Februari 2022 oleh Pengurus Daerah Taekwondo Indonesia Provinsi Banten dan Club Prabu Taekwondo Team. Acara berlangsung di GOR Indoor Stadion Bonang (Venue Prapon), Tangerang, Banten.
Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UAD, Taufik berhasil menorehkan prestasi. Ketika mengikuti kejuaraan, ia mengibaratkan sebuah buku novel, yang kovernya adalah kejuaraan, dan isi novel adalah serangkaian perjuangan yang menjadi sampul buku, yakni berjuang dengan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan akhirnya menghasilkan sebuah prestasi.
Sebagai anggota baru dalam UKM Taekwondo, ia menuturkan bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak lepas dari senior dan para pelatih yang menjadikan sang juara. “Saya belum lama bergabung di UKM Taekwondo ini, tetapi berkat bantuan dan dukungan dari senior serta guru-guru saya, sehingga bisa menjadikan saya sang juara. Itu artinya, merekalah yang berperan penting dalam saya berproses,” tandas Taufik pada Sabtu, 5 Maret 2022 ketika diwawancara melalui pesan WhatsApp.
Lebih lanjut, bagi Taufik keberhasilan yang diperoleh merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. “Hal yang saya tanamkan pada diri adalah selalu mengingat kesempatan yang diberikan. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan besar, sehingga bagaimanapun caranya saya berusaha memberikan yang terbaik. Kalah menang itu memang biasa, tetapi menghargai kesempatan dengan semangat dan sungguh-sungguh adalah poin penting dalam kejuaraan, agar tidak menimbulkan kekecewaan kepada orang-orang yang telah memberi kesempatan,” jelasnya.
Ke depannya ia menargetkan untuk bisa lebih menjadikan diri yang lebih baik lagi, lebih semangat mengembangkan potensi dalam diri, sehingga dapat menebar kebermanfaatan bagi orang yang berada di sekitar.
Pada akhir wawancara, Taufik yang juga sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) FSBK berpesan bahwa “Menjadi mahasiswa adalah sebuah kehormatan, menjadi mahasiswa juga adalah sebuah tanggung jawab. Sebagai mahasiswa harus bisa mempertahankan bahkan bisa membentuk integritas, percuma mempunyai akreditasi A tetapi tidak mempunyai integritas. Sehingga, menjadi atlet adalah salah satu jalan untuk mempertahankan sekaligus membentuk integritas diri yang lebih baik.” (guf)