Bank Sampah sebagai Solusi Ekonomi Sirkular

Implementasi Bank Sampah di Dukuh Krajan oleh KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, Indonesia menghasilkan timbulan sampah yang mencapai lebih dari 56,63 juta ton per tahun, namun hanya 39,01% (22,09 juta ton) yang berhasil dikelola dengan baik.
Permasalahan sampah di Indonesia telah menjadi isu krusial yang menuntut perhatian serius. Bank Sampah muncul sebagai salah satu strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi persoalan tersebut. Dengan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), Bank Sampah mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah, lalu menukarnya dengan nilai ekonomi. Konsep ini tidak hanya membantu mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga memberi manfaat finansial dan sosial bagi warga.
Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Reguler Periode 149, Unit II.A.3, di Dusun Krajan 1, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, mengimplementasikan program Bank Sampah pada Rabu, 27 Agustus 2025. Program ini mendapat respons positif dari masyarakat dan perangkat desa. Antusiasme terlihat dari partisipasi warga yang mengikuti Sosialisasi Bank Sampah.
Secara sosial, Bank Sampah memperkuat rasa gotong royong antarwarga karena dikelola secara kolektif. Dari sisi ekonomi, warga merasakan tambahan pendapatan meski dalam skala kecil. Namun, yang lebih penting, program ini menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan sampah adalah investasi jangka panjang.
Implementasi Bank Sampah di Dusun Krajan 1 membuktikan bahwa program berbasis pemberdayaan masyarakat mampu menjawab persoalan lingkungan dengan pendekatan sederhana, murah, dan berkelanjutan. (doc)