Cerita Unik Mahasiswi Katolik Kuliah di UAD
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat ini sedang mengadakan Program Pengenalan Kampus (P2K) untuk mahasiswa baru, termasuk mereka yang berasal dari berbagai negara. Salah satu mahasiswa asing yang memberikan kesan mendalam adalah Ana Dencia do Espirito Santo, mahasiswa asal Timor Leste yang kini menjalani studi di Program Studi Akuntansi UAD dan menerima Beasiswa Mahasiswa Asing.
Ana Dencia do Espirito Santo, seorang Katolik yang memulai studinya di UAD pada tahun 2024. Ia mengungkapkan kesannya saat mengikuti P2K UAD. “P2K telah memberikan saya kesempatan untuk berkenalan dengan lingkungan kampus dan teman-teman baru dengan cara yang sangat menyenangkan dan informatif,” ujar Ana.
“Program ini tidak hanya membantu saya memahami kehidupan kampus di UAD, tetapi juga memperkenalkan saya pada nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman yang sangat dihargai di sini,” tambahnya.
Selama P2K, Ana berkesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan mahasiswa baru lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang. “Salah satu hal yang paling saya senang adalah keberagaman teman-teman yang saya temui. Nah ini di samping saya ada Intan berasal dari Tangerang Selatan dan Amelia dari Bekasi,” kata Ana.
“Kami semua datang dari latar belakang yang berbeda dari berbagai negara, budaya, serta agama, dan itu membuat pengalaman di UAD sangat berwarna dan menarik.”
Intan dan Amel yang merupakan mahasiswa baru dari Program Studi Akuntansi mengungkapkan rasa senangnya bisa mendapatkan teman-teman baru. “Pastinya saya sangat senang dapat mengenal teman-teman dari berbagai daerah, ada Amel dari Bekasi, Ana dari Timor Leste,” ungkap Intan. Begitu pun Amelia juga mengungkapkan hal yang serupa dan dirinya bisa mendapatkan relasi pertemanan yang luas.
Selain itu, Ana mengungkapkan bahwa ia belajar bahasa Indonesia dengan cara yang cukup unik yaitu dengan menonton sinetron Indonesia di rumahnya Timor Leste. “Di rumah, kami sering menonton sinetron Indonesia,” ujar Ana sambil tersipu malu, “jadi saya terbiasa dan bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia.”
Ana juga memberikan pujian terhadap ruang inklusif yang disediakan oleh UAD. “Saya merasa sangat diterima di sini, dan UAD benar-benar menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas,” ujar Ana. “Mulai dari dukungan akademik hingga kegiatan lainnya, semuanya dirancang untuk memastikan bahwa mahasiswa asing seperti saya merasa nyaman dan terlibat.”
Ana berharap bahwa pengalamannya di UAD dapat mendorong lebih banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang untuk bergabung dan merasakan lingkungan inklusif yang ditawarkan. “Saya sangat berharap seluruh elemen di kampus bisa merasakan kenyamanan untuk datang dan belajar di UAD. Saya sangat bersyukur bagaimana kampus ini menghargai keberagaman dan menciptakan ruang yang inklusif,” tutup Ana. (can)