Gerakan Desa Mandiri Sampah: Edukasi dan Aksi Lingkungan Melalui Program KKN UAD

Gerakan Desa Mandiri Sampah oleh Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 145 Unit VIII.A.2 menghadirkan inovasi sederhana namun bermanfaat melalui program “Gerakan Desa Mandiri Sampah”. Melalui program ini, para mahasiswa berkolaborasi dengan warga Dusun Ngasem, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, untuk mengatasi persoalan sampah dan mengelola limbah rumah tangga agar lebih bernilai guna.
Program KKN ini adalah bentuk implementasi kerja sama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD dengan Pemerintah Kalurahan Ngalang. Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Machfudz Eko Arianto, S.K.M., M.Sc.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN terlebih dahulu melaksanakan sosialisasi pada Minggu, 17 Agustus 2025. Sosialisasi ini memperkenalkan empat kegiatan utama, yaitu KUPISAH (Kurangi dan Pilah Sampah), Jugangan, Biopori, dan pemanfaatan plastik menjadi polibag. Warga diajak memilah sampah organik dan anorganik yang akan dikumpulkan setiap tiga hari sekali.
Pembuatan jugangan dilaksanakan secara gotong royong bersama warga dan pemuda Karang Taruna. Jugangan dibuat dengan panjang 80–100 cm, lebar 80 cm, dan kedalaman 50 cm untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Sementara itu, biopori berfungsi sebagai resapan air sekaligus media pengomposan alami. Sutanto, Kepala Padukuhan Ngasem, menyampaikan, “dengan adanya program KKN UAD, masyarakat diingatkan kembali untuk mengolah sampah organik melalui KUPISAH, jugangan, dan biopori.”
Antusiasme masyarakat terlihat jelas dari keterlibatan mereka dalam setiap tahap kegiatan. Timbul, Ketua RT 03, mengungkapkan bahwa metode ini sangat membantu. “Perubahan terasa nyata. Dulu, masyarakat tidak tahu cara mengolah sampah, sekarang jadi tahu. Mudah-mudahan kebiasaan ini berlanjut,” ujarnya.
Fatih Nasrulloh, selaku Ketua Unit VIII.A.2 KKN UAD, juga menambahkan, “harapan kami, masyarakat bisa terus menjaga kebiasaan ini dan menjadi contoh bagi desa-desa lain. Karena sampah itu bukan hanya masalah, tetapi juga bisa menjadi sesuatu yang berguna jika dikelola dengan baik.”
Program Gerakan Desa Mandiri Sampah ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan dari kearifan lokal dan partisipasi masyarakat. (doc)