Hadapi Krisis Pangan, Prodi Teknologi Pangan UAD Gelar Seminar Internasional dan Hadirkan Pakar dari Berbagai Negara
Kondisi pemanasan global yang meningkat tidak hanya dialami oleh negara Indonesia saja, melainkan beberapa negara lain juga mengalami hal serupa. Salah satu dampaknya ialah banyak lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas pangan dan ketersediaan jumlah bahan pangan.
Berangkat dari persoalan tersebut, Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar International Conference on Food Technology and Agriculture (ICoFTA) pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Gedung Amphitarium Kampus IV UAD. Agenda tersebut bekerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (Malaysia), Ehime University (Jepang), dan Munzur University Turkiye (Turki).
Ir. Titisari Juwitaningtyas, S.T.P., M.Sc., Ketua Prodi Teknologi Pangan UAD menjelaskan bahwa, “ICoFAT bertujuan untuk memperkenalkan Prodi Teknologi Pangan kepada masyarakat luas. Selain itu, ICoFAT juga sebagai wadah untuk menjalin kerja sama internasional, serta memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2023,” jelasnya.
Seminar internasional mengangkat tema “Novel Food Technology: Safe, Healthy, and Sustainable”, dengan menghadirkan pembicara utama Prof. Dr. Yudi Pranoto, S.T.P., M.P. selaku Ketua Perhimpunan Ahli Tekologi Pangan Indonesia (PATPI) Yogyakarta serta empat pemateri dengan topik yang berbeda-beda.
Prof. Takuya Sugahara (Ehime University, Japan) dengan topik Indigenous Functional Food Product, Dr. Noor Soffalina (Universiti Kebangsaan, Malaysia) dengan topik Exploring Marine Products for Healty Food, Prof. Dr. Kenan Peker (Munzur University, Turkiye) dengan topik Bio Economic of Food, Zero Waste Circular Economic, dan Ir. Ibdal, Ph.D. (Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia) dengan materi Toil Food Waste to Energy.
Lebih lanjut, konferensi internasional tersebut memfokuskan pada topik penelitian terkini yaitu teknologi pangan yang sehat dan berkelanjutan, termasuk kualitas serta keamanan pangan hingga pasokan di masa mendatang.
Prof. Takuya salah satu pemateri mengatakan, “Indonesia memiliki beragam jenis makanan lokal seperti umbi-umbian yang kaya akan nutrisi. Umbi garut ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti beras dan terigu yang saat ini cukup sulit untuk mendapatkannya dan harus impor,” ujarnya.
Sementara itu, Amalya Nurul Khairi, S.T.P., M.Sc. selaku dosen Teknologi Pangan UAD berharap, “Konferensi internasional ini dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan diberikan kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai masukan kebijakan dalam keamanan pangan.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto. “Pertemuan ilmiah ini akan menghasilkan banyak pemikiran menarik yang dapat dijadikan masukan untuk pembangunan dan ketahanan pangan. Tentu kami siap ketika nanti ada masukan dan rekomendasi terkait pangan termasuk untuk wilayah DIY,” tuturnya.