Implementasi Model Pembelajaran PBL dan PjBL pada Mata Kuliah Matematika Murni
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, S.Si., M.Sc., menjadi narasumber dalam focus group discussion (FGD) dan Lokakarya Pengembangan Mata Kuliah Berbasis Pemecahan Kasus dan Pembelajaran Berbasis Proyek yang diselenggarakan pada Selasa, 15 Oktober 2024. Kegiatan ini berlangsung di Kampus III Laboratorium Microteaching Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Dalam paparannya, Dr. Puguh menjelaskan dua pendekatan pembelajaran, yaitu Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Model pembelajaran PBL merupakan metode yang melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah, melalui tahapan orientasi masalah, pengorganisasian, penyelidikan, hingga penyajian hasil penyelesaian. Metode ini diharapkan dapat mendorong siswa berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan secara analitis.
Sementara itu, metode PjBL mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan menciptakan karya atau produk sebagai hasil akhirnya. Tahapan dalam PjBL meliputi orientasi pada masalah, pengorganisasian peserta didik, penyelidikan, pengembangan dan penyajian hasil karya, serta evaluasi proses pemecahan masalah. Melalui metode ini, peserta didik diharapkan dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi yang aplikatif.
Pada sesi lokakarya, Dr. Puguh juga berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengajar mata kuliah Teori Grup menggunakan metode PBL dan mata kuliah Pemodelan Matematika dengan pendekatan PjBL. Dengan menggunakan kedua metode tersebut, Dr. Puguh berharap dapat menciptakan pembelajaran matematika yang lebih menarik dan relevan bagi mahasiswa, terutama di tengah tantangan era digital yang menuntut adaptasi teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Para peserta lokakarya berharap kegiatan ini dapat menjadi pijakan untuk mengembangkan pembelajaran matematika murni yang lebih inovatif dan aplikatif. Selain meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kegiatan tersebut juga diharapkan mampu memotivasi mahasiswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan lulusan yang lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis.