Inisiasi Sekolah Perempuan, Tim PPK Ormawa IMM FKM Kupas Tuntas Stunting di Purbayan

Pembukaan Sekolah Perempuan PPK Ormawa IMM FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Media PKKO IMM FKM)
Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi mengawali program “Sekolah Perempuan” di Kantor Kelurahan Purbayan, Kotagede, pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Kegiatan ini menandai dimulainya program pemberdayaan yang akan berlangsung hingga November mendatang dengan pertemuan rutin setiap minggu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya mengenai isu stunting dan kesetaraan gender.
Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Drs. Hadi Sasongko, M.Si., selaku Dosen Pendamping Tim PPK Ormawa IMM FKM UAD; Ibu Komarijatul Chasanah, S.Pd., selaku Lurah Purbayan; perwakilan dekanat FKM UAD; tokoh masyarakat; serta para peserta yang terdiri dari wanita usia produktif dan remaja perempuan. Ibu Komarijatul Chasanah dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh dan berharap program ini dapat menjadi perintis bagi kegiatan bermanfaat lainnya di wilayahnya.
“Semoga program ini menjadi pionir sehingga nantinya terbentuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, khususnya untuk perempuan-perempuan di Kelurahan Purbayan,” ungkap Ibu Lurah.
Setelah seremonial, kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan pertama yang diisi dengan materi pengenalan stunting. Peserta dibagi menjadi dua kelas terpisah, yakni kelas ibu-ibu dan remaja, untuk memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Di kelas ibu-ibu, Dr. drh. Asep Rustiawan, M.S., Ph.D., memaparkan pentingnya peran perempuan terdidik sebagai sekolah pertama bagi anak. Beliau menekankan periode emas pencegahan stunting, yaitu 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). “Seribu hari pertama kehidupan. Ini yang menentukan apakah anak ini akan stunting atau tidak. Seribu hari ini yang penting,” tegas Dr. Asep.
Sementara itu, di kelas remaja, Alfadhila Khairil Sinatrya, S.Gz., M.Kes., membawakan materi “Remaja Sehat Hari Ini, Ibu Hebat Esok Hari”. Alfadhila menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, tetapi juga menyangkut gagal kembang dan risiko penyakit di masa depan. Ia pun menyoroti peran penting remaja dalam memutus siklus masalah gizi.
“Keturunan itu hanya menyumbang 0,007%. Jadi, tidak benar kalau dikatakan orang tuanya pendek, anaknya juga pasti pendek. Tidak, itu bisa diubah,” ujar Alfadhila, mematahkan mitos yang umum di masyarakat.
Proses belajar tidak hanya berlangsung satu arah, tetapi juga mencakup pre-test, post-test, dan Forum Group Discussion (FGD). Dalam FGD, setiap kelompok diberi studi kasus terkait permasalahan stunting yang ada di sekitar untuk didiskusikan dan dipresentasikan, yang mendorong partisipasi aktif dari para peserta.
Program Sekolah Perempuan ini diharapkan dapat memberikan dampak luas kepada masyarakat Purbayan dan berhasil hingga tahap Abdidaya serta menjadi model pemberdayaan perempuan yang sukses. (ito)