Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi

Penyampaian Ceramah pada Kajian Bulanan FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) #26 (Foto. FKIP UAD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Kajian Bulanan ke-26 bertema “Kepribadian Nabi sebagai Pendidik #2” pada Sabtu, 28 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., Sekretaris Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai penceramah utama.
Dalam pemaparannya, Qaem Aulassyahied menjelaskan salah satu hadis tentang keutamaan Surah Al-Fatihah. Rasulullah saw. pernah mengajarkan kepada sahabatnya, Ibnul Mualla, bahwa Surah Al-Fatihah adalah surah paling agung dalam Al-Qur’an. Hadis ini menunjukkan metode pendidikan Nabi dalam menumbuhkan rasa ingin tahu (at-tasywiq) serta metode menguji pemahaman murid (al-ikhtibar) agar mereka hadir secara utuh, baik fisik maupun jiwanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan metode pendidikan Nabi lainnya, seperti at-taujih al-mubasyir (pengarahan langsung) yang diterapkan di pesantren melalui sistem sorogan untuk melatih kedisiplinan dan keberanian santri. Rasulullah juga meneladankan al-ihsan bil-ihsan atau membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar untuk menumbuhkan cinta murid kepada guru, serta pentingnya qudratut tahawul atau kepercayaan pada kemampuan murid untuk berubah menjadi lebih baik.
Selain itu, Qaem menjelaskan hadis tentang Abu Dzar yang menanyakan amal utama kepada Nabi. Rasulullah menjawab, “Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya,” tetapi ketika Abu Dzar merasa tidak mampu, Nabi menyarankan untuk membantu orang lain atau menjauhi keburukan, yang nilainya juga sedekah. Hal ini mengajarkan mutabadilah atau kepercayaan timbal balik dan kesabaran dalam menghadapi murid dengan kemampuan beragam. (Mawar)