KKN UAD Ajak Warga Grogol Manfaatkan Ember Tumpuk untuk Olah Sampah
Pengolahan sampah di Dusun Grogol VII, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, masih menjadi masalah khususnya sampah organik rumah tangga. Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 119 Unit V.D.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan sosialisasi pemanfaatan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair dengan media ember tumpuk.
Dwi Ardiyansyah sebagai ketua Unit V.D.1 mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan edukasi kepada warga Dusun Grogol VII terutama ibu rumah tangga agar dapat memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk cair. Selain itu, program ini juga merupakan permintaan dari Kepala Dusun Grogol VII untuk mendukung program Bantul Bersih Sampah 2025.
“Sampah masih menjadi salah satu masalah yang cukup besar di Bantul, maka kami mengangkat masalah ini untuk disosialisasikan kepada warga Grogol VII terutama ibu rumah tangga yang menginginkan solusi pengolahan sampah organik rumah tangga,” terang Dwi Ardiyansyah.
Sosialisasi yang berlangsung pada 5 Februari 2024 itu diisi oleh pemateri Dr. Rochana Ruliyandari, S.E., M.Kes. dan demonstrasi dilakukan oleh Riskiani Kristia yang merupakan anggota KKN V.D.1.
“Sampah organik kalau sudah tiga hari sudah bau, jadi tidak disarankan untuk menyimpan lebih dari tiga hari karena dampaknya ada pada kesehatan lingkungan sekitar rumah. Sampah itu juga mengandung banyak bakteri,” ucap Rochana Ruliyandari. “Makanya, solusi untuk pengelolaan sampah organik rumah tangga dapat dilakukan dengan media ember tumpuk.”
Ember tumpuk adalah alat untuk membuat pupuk yang dibuat dari tumpukan dua ember yang disusun bertingkat. Bagian bawah ember disiapkan dengan memasang kran dan fungsi ember bawah sebagai penampung lindi, yang kemudian akan diolah menjadi pupuk organik cair. Ember bagian atas disiapkan dengan membuat lubang-lubang kecil sebanyak mungkin pada bagian bawah untuk jalannya air. Pada bagian samping atas ember di bawah tutup diberi lubang sebanyak empat lubang untuk mengatur sirkulasi udara dan tempat masuk telur atau larva muda yang baru saja menetas. Fungsi ember di atas sebagai penampung sampah yang diolah.
Riskiani Kristia yang mendemonstrasikan ember tumpuk mengatakan, melalui demonstrasi ini diharapkan warga Grogol VII dapat memanfaatkan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair dan dapat berguna bagi tumbuhan dan tanah di lingkungan sekitar. “Kami berharap agar masyarakat Grogol VII dapat mengimplementasikan pengolahan sampah organik pakai ember tumpuk. Daripada sampahnya dibuang, lebih baik jika dimanfaatkan menjadi pupuk cair, nanti bisa dipakai buat tumbuhan dan tanah,” jelasnya.
Respons masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Selama sosialisasi berlangsung, warga masyarakat Grogol VII sangat interaktif untuk bertanya. Dusun Grogol VII sampai saat ini belum ada bank sampah limbah organik, sehingga kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi ibu rumah tangga. (doc)