Lulusan FAI Siap Terjun di Masyarakat
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selenggarakan Yudisium Kelulusan Mahasiswa Periode Februari 2024. Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 Februari 2024. Yudisium berlangsung dengan khidmat dengan diikuti oleh 37 mahasiswa Sarjana dan Magister yang dinyatakan lulus pada yudisium kali ini.
Turut hadir para dosen dari Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Ilmu Hadis, Pendidikan Agama Islam, Perbankan Syariah, dan juga para Dekanat FAI UAD. Dr. Arif Rahman, M.Pd.I. selaku Wakil Dekan I Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Akademik, dan Kemahasiswaan memimpin rapat yudisium. Arif memberikan sambutan dan arahannya kepada 37 mahasiswa, salah satunya perihal peluang dan tantangan bagi para lulusan FAI UAD ke depannya.
Ia menyatakan, ada dua kelebihan yang dimiliki oleh lulusan FAI UAD yang tidak dimiliki oleh fakultas lainnya yaitu keilmuan agama dan moral etik. “Masyarakat sudah percaya dengan kemampuan alumni kita, terutama dari sisi ilmu-ilmu masyarakat (ilmu agama) dan karakter lulusan FAI UAD. Ini jadi credit point untuk alumni kita,” ungkapnya.
Selain itu, Arif juga menyampaikan mengenai peluang lulusan bidang keagamaan terbuka lebar dengan berbagai profesi di masyarakat baik di lembaga pemerintah maupun swasta. Bahkan sebelum lulus, tidak sedikit mahasiswa sudah mulai bekerja. “Tampaknya tidak perlu dikhawatirkan lagi, peluang pekerjaan dan profesi bidang agama itu masih sangat diminati, bahkan hampir separuh hasil tracer studi didapati 70% lulusan FAI sudah mulai bekerja sebelum mereka lulus.”
Para peserta yudisium juga diberikan masukan tentang cara meningkatkan sikap pembelajar walaupun telah menyelesaikan perkuliahan. Wakil Dekan AIK dan Akademik dan Kemahasiswaan tersebut menyampaikan cara tetap menjunjung tinggi nilai etika dalam merespons perkembangan teknologi saat ini. “Hal paling penting, kita semua harus terus memperbarui kompetensi diri. Sebab, tantangan di masa mendatang selain diprediksikan perkembangan teknologi semakin masif, juga tentang etika dan akhlak menyikapinya,” tambah Arif. (can)