Mengenal American Studies
Prof. Ida Rochani Adi, S.U. didapuk sebagai narasumber dalam acara Notion Confab yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Sastra Inggris Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Rabu, 5 Juli 2023. Bertempat di lantai 1 Ruang Aula Masjid Islamic Center Kampus IV UAD, acara ini dihadiri oleh 200 mahasiswa Prodi Sastra Inggris UAD.
Ida Rochani merupakan Guru Besar Ilmu Pengkajian Amerika Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kesempatan ini, ia berkesempatan untuk menyampaikan materi terkait “Metodologi Penelitian Pengkajian Amerika”. Ia juga merupakan salah satu inisiator terbentuknya American Studies Society of Indonesia (ASSINDO). Sepak terjangnya dalam dunia pendidikan membawanya sebagai salah satu figur paling berpengaruh dalam ilmu Pengkajian Amerika saat ini.
Apa Itu Sastra Amerika?
Sastra merupakan produk dari komunikasi budaya. Jika menengok antologi Amerika, sastra Amerika merupakan sesuatu yang ditulis oleh orang Amerika. Namun, jika sastra adalah bahasa verbal, maka hal ini akan sulit dijabarkan mengingat ada hal-hal lain yang berkontribusi pada terciptanya sastra Amerika seperti halnya penerbit dan latar dalam karya sastra yang dimaksud.
Sejarah Munculnya Pengkajian Amerika
Pengkajian Amerika (American Studies) sebagai sebuah disiplin ilmu dibentuk pada awal ke-20 yang kemudian dianggap sebagai paradigma baru dalam mempelajari kebudayaan Amerika. Alasan dipelajarinya kebudayaan Amerika dipicu adanya perkembangan yang cepat dari negara Amerika Serikat sebagai negara baru terhitung sejak kemerdekaannya pada tahun 1776. Setelah merdeka, Amerika telah menghadapi dan merasakan sejarah dan pengalaman yang panjang sejak abad ke-16 yang selanjutnya terefleksikan dalam karya sastra dan pemikiran orang Amerika. Sejarah panjang Amerika ini menjadikannya menarik untuk dikaji lebih dalam.
Lahirnya Pengkajian Amerika merupakan alat untuk mendobrak tradisi lama yang cenderung monodisipliner lalu bergerak menjadi interdisipliner yang kini penelitiannya sangat bervariasi.
Pengkajian Amerika sebagai Sebuah Disiplin: Apa Tantangannya?
Pengkajian Amerika atau American Studies merupakan suatu disiplin metodologi yang dapat berdiri sendiri. Namun, perkembangannya tak lepas dari adanya perubahan struktur sosial dan budaya pada masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan berbagai tantangan bagi para peneliti. Adapun tantangan-tantangan tersebut meliputi kemajuan dalam studi humaniora (literatur, sejarah, bahasa, dan budaya), peningkatan dalam studi interdisipliner, perubahan dalam “momentum” karena tekanan sosial, adanya momen kesalinghubungan antardisiplin ilmu dengan masyarakat, serta, adanya dorongan dari luar (struktur, budaya).
Teori dan Metode dalam Meneliti Amerika
Pemilihan teori dan metode dalam Pengkajian Amerika berfungsi untuk menganalisis isu yang diangkat dalam sebuah penelitian. “Teori-teori dan metode ini digunakan sebagai pendekatan. Dan pendekatan digunakan sebagai alat untuk membedah,” jelas Ida.
Adapun beberapa langkah yang harus ditempuh sebelum melakukan sebuah penelitian pengkajian Amerika adalah sebagai berikut.
- Tentukan paradigma yang akan diambil. Pilih unsur yang akan digunakan berdasarkan beberapa hal seperti Amerika sebagai sebuah negara, sastra Amerika, film Amerika, komparasi dengan Amerika, dan masih banyak lagi. Guna mempermudah peneliti dalam menentukan paradigma, tentukan isu yang akan diangkat terlebih dahulu.
- Gunakan 2 atau lebih disiplin ilmu (sosial, budaya, dan lainnya) dalam upaya mendukung penelitian.
- Pilih teori dengan saksama. Teori yang tepat akan membawa penelitian pada titik tujuan yang diinginkan. Beberapa teori-teori yang sudah dikenal luas antara lain adalah teori Power & Knowledge (M. Foucault), Neo-Marxism (Noam Chomsky), Literary Theory (M.M. Bakhtin), Hegemony (Antonio Gramsci), Hermeneutics & Communication (Jurgen Habermas), Deconstructionist Thought (Jacques Derrida), Psychoanalytical (Jaques Lacan), dan Ideology, Marxist Philosophy (Louis Althusser).
Topik Favorit: Hegemoni Amerika
Hegemoni merupakan suatu bentuk penguasaan nilai kehidupan yang dilakukan oleh kelas penguasa yang dapat berupa kultur, nilai, dan norma pada suatu kelompok masyarakat, yang kemudian membentuk masyarakat tersebut sebagai kelompok terdominasi yang secara sadar mengikuti kerangka sistem yang dibuat oleh kelas penguasa. Bila hegemoni mengacu pada kekuatan atau forces, maka ada kekuatan tertentu yang dapat menggerakkan kesadaran masyarakat.
Mengutip Teori Kritis yang digagas oleh Robert W. Cox, terdapat 3 kategori “forces”, di antaranya sebagai berikut.
- Kemampuan Material (Material Capabilities)
Kemampuan material merupakan potensi produktif dan destruktif. Dalam bentuk dinamisnya ini diartikan sebagai kemampuan teknologi, sedangkan dalam bentuk statisnya diartikan sebagai sumber daya alam yang dapat diubah oleh teknologi, persediaan peralatan (misalnya industri dan persenjataan).
- Ide (Ideas)
Ide terbagi menjadi 2, yakni gagasan intersubjektivitas (intersubjectivity shared notions) di mana sebuah ide akan termanifestasi menjadi serangkaian norma, serta gambaran tentang tatanan sosial (images of social orders) yang memuat gambaran tentang tatanan sosial yang dianut oleh berbagai kelompok orang dapat berbeda-beda.
- Institusi (Institutions)
Institusi adalah media untuk menstabilkan dan melestarikan sebuah tatanan tertentu. Institusi juga mencerminkan relasi kekuasaan yang berlaku di titik asalnya.
Jadi, untuk melihat hegemoni Amerika ini harus dilihat dari News Transnational Class yang mengembangkannya, antara lain ideologinya sendiri, strateginya sendiri, dan institusi-institusi yang dapat melakukan tindakan-tindakan kolektif. (Lid)
Inovatif, Profesional, Dedikatif