Merancang Sistem Akademik yang Terintegrasi dalam Semangat OBE

Sesi Perancangan RPS Berbasis OBE pada Workshop Kurikulum OBE di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Septia)
Setelah membahas desain dan perancangan, sesi keempat Workshop Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AFEB PTMA) yang berlangsung di Ruang Serbaguna Lantai 10 Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengajak peserta untuk melihat ekosistem pendukungnya, yang meliputi sistem evaluasi, struktur organisasi, dan peran sumber daya manusia. Sesi ini menekankan bahwa kurikulum yang unggul membutuhkan sistem akademik yang fungsional.
Masih bersama dengan Prof. B.M. Purwanto, M.B.A., Ph.D., sesi ini dibuka dengan penekanan pada pentingnya rubrik asesmen, terutama untuk kompetensi yang bersifat kompleks seperti kerja tim, komunikasi, dan kepemimpinan. Rubrik tidak lagi bersifat generik, melainkan harus dirancang khusus, berbasis konteks, dan diturunkan langsung dari Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Instrumen asesmen harus memungkinkan dosen melihat bukan hanya hasil akhir, tetapi juga proses mahasiswa dalam mencapai kompetensinya, baik di dalam kelas, proyek, hingga program seperti PKM.
Namun, instrumen evaluasi yang canggih sekalipun tidak akan berarti tanpa struktur organisasi yang solid. Sesi ini menyoroti peran sentral komite kurikulum sebagai otak dari pengembangan, evaluasi, hingga inovasi pembelajaran.
Prof. Purwanto menekankan pentingnya kerja tim dalam pengelolaan kurikulum. “Kaprodi tidak boleh bekerja sendirian,” ujarnya.
“Dibutuhkan tim solid yang terdiri dari komite kurikulum, unit penjaminan mutu, dosen senior, bahkan praktisi untuk memastikan kurikulum tetap hidup dan relevan,” tegasnya.
Sebagai penutup, sesi ini menyajikan berbagai contoh praktik baik, seperti penggabungan mata kuliah menjadi blok kompetensi, penyesuaian konten berbasis masukan industri, hingga integrasi sistem akademik melalui teknologi informasi untuk memudahkan pemantauan.
Pesan kuat dari sesi ini adalah membangun kurikulum berbasis OBE bukan hanya soal dokumen dan konsep, melainkan soal membangun sistem yang hidup. Dibutuhkan kolaborasi tim, struktur yang lincah, serta komitmen berkelanjutan untuk mengelola pembelajaran secara strategis. (Septia)