Noer Ahmad Syafiai Mahasiswa Farmasi UAD sebagai Duta Genre DIY
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar Apresiasi Duta Genre DIY 2024, sebuah ajang bergengsi untuk mencari role model remaja yang peduli kesehatan reproduksi, perencanaan kehidupan keluarga, serta memiliki karakter berwawasan luas, kreatif, seta cinta tanah air. Dengan tema “Adhirajasa Bhakti Nagari”, acara ini mencerminkan perjalanan hidup remaja yang terus berubah dan berkembang untuk menjadi individu yang berdampak bagi masyarakat. Salah satu sosok inspiratif di ajang ini adalah Noer Ahmad Syafiai, mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021, yang berhasil meraih gelar Juara Harapan II.
Perjalanan Noer Ahmad Syafiai atau yang akrab dipanggil Fai di Duta Genre dimulai dari tekadnya untuk menjadi remaja yang berencana dan berkontribusi bagi masyarakat. Meski awalnya merasa ragu karena kurangnya pengalaman di Genre dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Fai tetap berani mendaftar. Berbekal pengalaman organisasi di kampus dan kepercayaan diri, ia berhasil terpilih sebagai salah satu finalis Putra Duta Genre DIY 2024. “Saya sangat bersyukur bisa lolos, meskipun awalnya merasa belum memiliki pengalaman yang cukup,” ungkapnya.
Fai bertemu dengan finalis lain yang berasal dari berbagai kabupaten, kampus, dan latar belakang. Kegiatan ini mencakup pembelajaran tentang stunting, pembagian selempang, hingga pembentukan pasangan finalis. Selama dua bulan berikutnya, Fai menjalani latihan rutin sebanyak tiga hingga empat kali per minggu. “Kami dilatih public speaking, belajar menjawab pertanyaan pada sesi QnA, dan mempersiapkan penampilan tari serta jingle Genre untuk grand final,” jelas Fai.
Selain itu, para finalis juga melaksanakan Bakti Genre di lima wilayah DIY, termasuk Gunungkidul. Di sana, Fai dan tim membantu regenerasi PIK-R yang sempat tidak aktif. Mereka juga melaksanakan live challenge di Instagram dengan tema seperti mental health dan quarter life crisis. Kegiatan ini memberikan pengalaman baru bagi Fai, terutama dalam meningkatkan kesadaran remaja terhadap isu-isu yang relevan.
Puncaknya adalah Grand Final Apresiasi Duta Genre DIY 2024. Dalam acara yang meriah ini, Fai berhasil masuk ke jajaran lima besar dan membahas pentingnya kesadaran remaja terhadap stunting pada sesi speech. Gelar Juara Harapan II pun diraihnya. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada keluarga, teman, serta kerabat yang selalu mendukung saya,” ujarnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari manajemen waktu yang disiplin. Fai mampu menyeimbangkan peran sebagai mahasiswa farmasi dengan tanggung jawabnya sebagai finalis Duta Genre, meskipun harus menghadapi ujian akhir semester dan laporan praktikum. “Saya biasanya membagi waktu, menggunakan hari kerja untuk kuliah dan hari libur untuk kegiatan Duta Genre,” jelasnya.
Fai berharap keberhasilannya bisa menginspirasi remaja lain untuk berkontribusi bagi masyarakat. Sebagaimana Bung Karno pernah berkata, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”, Fai membuktikan bahwa remaja berdaya dapat membawa perubahan besar. (Dilla)