Perjalanan Delfia Kuliah sebagai Non Muslim di UAD
![](https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Delfia-Wisudawan-Berprestasi-UAD-Dok.-Delfia-1030x579.jpg)
Delfia Wisudawan Berprestasi UAD (Dok. Delfia)
Menempuh pendidikan di lingkungan yang mayoritas berbeda keyakinan tentu memiliki tantangan tersendiri. Hal ini dialami oleh Delfia, mahasiswi asal Kalimantan Barat yang menempuh Program Studi Ilmu Hukum di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Selama masa kuliahnya, ia menghadapi berbagai suka duka, terutama karena sifatnya yang introver dan perbedaan keyakinan yang membuatnya sempat merasa canggung.
“Awal datang ke kampus UAD, saya cukup terkejut karena aturan berpakaian yang rapi dan tertutup. Saya juga merasa sedikit canggung karena saya non-muslim, dan ada beberapa momen di mana saya merasa menjadi pusat perhatian,” ujar Delfia.
Akan tetapi, lambat laun Delfia mulai beradaptasi. Sebuah pengalaman unik terjadi ketika ia diminta tampil dalam acara penghargaan di kampus dan mencoba mengenakan hijab untuk pertama kalinya. “Rasanya adem dan nyaman, saya merasa lebih sopan. Namun setelah acara itu, saya masih merasa belum percaya diri untuk mengenakannya secara terus-menerus,” terangnya.
Barulah di semester tiga, Delfia memutuskan untuk mengenakan hijab selama kuliah. Hal ini berlanjut hingga ia menyelesaikan skripsinya. “Teman-teman saya banyak yang heran dan bertanya apakah saya tidak kepanasan atau apakah keluarga saya marah. Saya jawab malah orang tua saya mendukung saya untuk memakai hijab,” katanya sambil tertawa.
Selain menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan lingkungan, Delfia juga mengalami kesulitan dalam mata kuliah praktik hukum pidana dan perdata. “Saat praktik sidang, kami harus membuat berkas kelompok dan sering lembur hingga dini hari. Pernah sekali saya pulang jam dua pagi dan melihat aksi begal di jalan. Untungnya, saya tidak terlihat oleh mereka, jadi saya selamat sampai kos,” ceritanya.
Tantangan lainnya adalah memperoleh informasi akademik, terutama terkait skripsi. “Kadang saya merasa keteteran karena kurangnya informasi, tetapi untungnya saya punya teman-teman yang baik dan selalu memberi tahu info penting,” imbuhnya.
Di balik tantangan tersebut, Delfia tetap bersyukur karena menemukan teman-teman yang suportif, terutama dalam bidang yang menjadi passion-nya, yaitu menyanyi. Sejak kecil, ia sudah menyukai dunia tarik suara dan pernah mengikuti berbagai lomba, baik di tingkat sekolah maupun umum. “Saat SMP dan SMA, saya sering ikut lomba menyanyi, tetapi karena sifat saya introver dan pernah mengalami trauma, saya tidak punya banyak teman yang mendukung. Beruntung, orang tua saya selalu mendukung saya dalam bernyanyi,” katanya.
Selama kuliah, Delfia semakin berkembang dalam bidang musik berkat bimbingan dari coach dan teman-temannya, seperti Devi dan Jannah. “Saya banyak belajar dari mereka, mulai dari etika, kontrol suara, penggunaan mikrofon, hingga cara berekspresi di atas panggung,” ujarnya.
Prestasi Delfia dalam dunia tarik suara pun tidak bisa dianggap remeh. Beberapa pencapaiannya di antaranya:
- Juara II Lomba Solo Vocal Putri tingkat SMP/MTs tahun 2016
- Juara I Akademi Dangdut tingkat SMA tahun 2018
- Juara III Lomba Musikalisasi Puisi tahun 2019
- Juara II Lomba Sing a Song tingkat SMA tahun 2019
- 10 Besar Lomba Bintang Singkawang Grand Mall tahun 2019
- Juara II Cabang Lomba Nyanyi Dangdut Lomba Pekan Seni Mahasiswa UAD 2020
- Juara Harapan I Tunggal Dangdut Putri tahun 2021
- Juara I Lomba Peksimiprof Menyanyi Tunggal Pop tahun 2022
- Juara III Lomba Menyanyi Tunggal Dangdut Putri tahun 2023
- Juara III Tangkai Lomba Menyanyi Dangdut Putri tahun 2024
Delfia juga sempat aktif dalam paduan suara saat SMP, meskipun tidak terlalu sering ke gereja karena mengikuti agama ayahnya, yaitu Buddha. “Saya bersyukur bisa memiliki pengalaman dan prestasi yang beragam. Walaupun awalnya ada tantangan dalam menyesuaikan diri, saya bisa melewati semuanya dengan baik,” pungkasnya.
Perjalanan Delfia dalam menempuh pendidikan di UAD menjadi bukti bahwa keberagaman tidak menghalangi seseorang untuk beradaptasi, berkembang, dan meraih prestasi. Semangat dan ketekunannya menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lain untuk terus berjuang dalam bidang yang mereka tekuni. (Lus)