Perkuat Advokasi Tenaga Kefarmasian Lewat Mata Kastrad
Perguliran isu kesehatan yang simpang siur dalam beberapa tahun terakhir cukup mencuri perhatian termasuk isu kefarmasian. Namun, tak sedikit generasi muda yang justru masih apatis terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka. Kondisi ini terjadi karena kebanyakan mahasiswa hanya peduli terhadap perannya di bidang akademik, belum pada pengabdian masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, Departemen Kajian Aksi Strategis dan Advokasi (Kastrad) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar kajian isu kefarmasian pada 6 Oktober 2024. Kegiatan ini bernama “Mata Kastrad” yang mana telah menjadi program kerja rutin tiap tahun.
Bertempat di Auditorium Kampus III UAD, mahasiswa Program Studi (Prodi) S-1 Farmasi dari berbagai angkatan turut berpartisipasi. Adapun tema yang diusung adalah “Pelaku Advokasi yang Kritis, Mencerminkan Promotor Revolusi Dunia Kefarmasian”.
Muhamad Teguh Ferdiansyah salah satu anggota Departemen Kastrad BEMF-Farmasi UAD dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Mata Kastrad dibuat sebagai wadah bagi mahasiswa Farmasi untuk belajar, memahami bagaimana urgensi mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dan tenaga kefarmasian. Hal ini menjadi sumbangsih dan kontribusi nyata terhadap lautan masalah kesehatan di Indonesia.
Tahun ini, Dewan Pakar Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) Bidang Kurikulum periode 2023–2027 Dr. Azis Syaifudin, S.Farm., Apt., M.Sc., Ph.D. dan Staf Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kastrad Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia (ISMAFARSI) periode 2022–2024 didapuk sebagai narasumber.
Dr. Azis menyampaikan bahwa seorang apoteker memiliki posisi mulia di masyarakat. “Karena posisi apoteker sangat strategis dalam mengawal kesehatan bangsa, aspek kejujuran dan profesionalitas menjadi penentu kepercayaan masyarakat,” ucapnya. (doc)