Physics Fun Learning dengan Water Rocket Challenge
Fisika kerap menjadi momok bagi pelajar, bahkan dianggap menjadi beban. Tenaga pendidik memiliki peran yang cukup besar untuk mengubah pemikiran tersebut. Mereka tentu harus memiliki kualifikasi sebagai tenaga pendidik yang profesional. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menyelenggarakan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan bagi mahasiswa yang berkomitmen untuk menjadi tenaga pendidik profesional.
Zulfikar Fatah Izzulhaq menjadi salah satu mahasiswa yang memiliki komitmen itu. Kini, ia menempuh semester 2 PPG di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia bersama 9 temannya memamerkan karya di Gelar Karya Proyek Kepemimpinan II Mahasiswa PPG Prajabatan UAD di Hall Kampus IV (Utama) UAD.
“Kelompok kami membuat Water Rocket Challenge. Program tersebut kami realisasikan di Panti Asuhan Darul Ulum Muhammadiyah, tepatnya di Kabupaten Kulon Progo pada 18 Mei 2023. Kami melakukan pelatihan kepada anak-anak atau santri yang sebagian besar sedang menempuh pendidikan menengah baik SMP maupun MTS. Dan, kebetulan, santri-santri di sana pernah mengikuti kejuaraan ini, tetapi belum ada regenerasi. Oleh karena itu, kami giatkan kembali,” ungkapnya.
Water Rocket Challenge merupakan proyek pengabdian kepada masyarakat guna menyelesaikan mata kuliah proyek kepemimpinan. Proyek ini juga sekaligus menjadi aplikatif fisika yang menyenangkan. “Ini juga menjadi cara kami mengenalkan dan mengajarkan fisika yang menjadi momok bagi pelajar. Water Rocket Challenge merupakan aplikatif gerak parabola, prinsip tekanan hingga gaya aksi-reaksi Newton.”
Persiapan yang dibutuhkan hingga pengabdian dan gelar karya memakan waktu selama 2 bulan. Biaya yang dibutuhkan selama proses tersebut kurang lebih sebesar 2 juta rupiah. Namun, sejatinya, membuat water rocket tak memerlukan banyak biaya karena bisa dibuat dengan memanfaatkan sampah bekas botol minuman.
“Yang membutuhkan dana cukup besar itu peluncurnya, sedangkan water rocket bisa dibuat dari sampah botol minuman. Oleh karena itu, kami terbatas hanya mengadakan pelatihan membuat water rocket,” tambah Zulfikar.
Ia berharap, melalui program tersebut, mahasiswa dapat menjadi tenaga pendidik profesional yang mengerti apa yang dibutuhkan dunia pendidikan saat ini. Tenaga pendidik tidak hanya mendidik, tetapi juga sebagai problem solver. “Gelar karya ini program yang bagus. Mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik bisa tahu ide tiap kelompok dan pendekatan-pendekatannya. Ketika menemukan sesuatu yang potensial di masyarakat, kami diharapkan bisa menemukan solusi untuk dikembangkan guna mendorong daya kreativitas, produktivitas, dan ekonomi masyarakat.” (nov)
Trackbacks & Pingbacks
[…] UAD Yogjakarta […]
Comments are closed.