Sabun Ramah Lingkungan dari Optimalisasi Minyak Jelantah
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 101 Unit XV.A.1 mengadakan sosialisasi pembuatan sabun ramah lingkungan dengan bahan dasar minyak jelantah di Kalurahan Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo (19-2-2023). Berlokasi di kantor kalurahan setempat, kegiatan tersebut dihadiri oleh ibu-ibu PKK dari seluruh padukuhan di wilayah Banjararum.
Zulfikar Salihamidzic selaku ketua unit mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat karena minyak jelantah yang sering jadi limbah rumah tangga dioptimalisasikan jadi sabun ramah lingkungan. “Minyak jelantah yang sudah tidak dipakai biasanya dibuang begitu saja. Padahal bisa menyumbat pipa air dan mencemari lingkungan. Kegiatan ini jadi solusi atas tantangan tersebut,” ujarnya.
Siti Nurul Aminah, salah satu anggota unit yang bertugas memberikan materi, menjelaskan bahwa minyak jelantah berbahaya jika digunakan secara berulang-ulang. Contohnya, dapat mengakibatkan berat badan berlebih (obesitas), penyumbatan saluran peredaran darah, hingga risiko tumbuhnya sel kanker pada hati. Namun, jika langsung dibuang begitu saja, minyak jelantah juga akan merusak lingkungan. Maka, pengelolaan yang tepat perlu dilakukan, salah satunya dengan mengolahnya jadi sabun.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain adalah minyak jelantah, kopi atau arang, soda api (NaOH), air, dan pewangi. Cara pembuatannya dimulai dari menyaring minyak jelantah yang sudah dicampurkan dengan kopi. Kemudian, larutkan 70 gram soda api dengan 175 ml air dan masukkan ke dalam wadah yang sudah berisi minyak jelantah. Aduk secara perlahan sampai larutan habis dan tekstur berubah menjadi kental. Lalu, tambahkan pewangi untuk memberikan aroma wangi pada sabun. Masukkan sabun ke dalam cetakan dan diamkan selama 1 minggu agar memadat. Setelah itu, sabun dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan akan siap digunakan mulai umur 3 minggu.
Ibu-ibu PKK Banjararum mengaku senang dengan adanya kegiatan ini karena mereka mendapatkan ilmu baru dari pemanfaatan minyak jelantah. “Dari minyak bekas pakai yang kita hasilkan hampir tiap hari ternyata dapat menjadi sabun yang bermanfaat kembali. Dengan itu, volume minyak jelantah yang tercemar dapat dikurangi,” ungkap salah satu ibu PKK. (tsa)