Tiger UAD Observasi Gerhana Matahari Hibrida
Tim Gerhana (Tiger) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pengamatan Gerhana Matahari Hibrida 2023 di berbagai titik di Indonesia. Tiger dikomandoi oleh Pusat Studi Astronomi (Pastron) UAD dengan beranggotakan dosen, mahasiswa, dan laboran bahkan alumni. Gerhana ini menarik untuk diamati karena terdapat 3 jenis, yaitu Gerhana Matahari cincin, total, dan sebagian. Untuk wilayah Indonesia, terdapat 3 daerah yang berkaitan dengan gerhana ini yaitu daerah yang berada di jalur totalitas, daerah yang dilewati oleh jalur gerhana sebagian, dan daerah yang tidak mengalami sama sekali. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pengamatan di berbagai lokasi.
Selain pengamatan, dilakukan pula sejumlah sosialisasi yang bertujuan agar masyarakat dapat mengamati Gerhana Matahari dengan aman dan nyaman. Peralatan yang digunakan berupa kacamata gerhana matahari, filter teleskop atau kamera, bahkan alat yang sederhana. Kardus dan aluminium foil digunakan sebagai media proyeksi lubang jarum. Selain itu, sosialisasi juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat khususnya umat Islam agar menunaikan ibadah salat sunah gerhana dan beramal saleh.
Bersama dengan jejaring Muhammadiyah Observation Network (MuON), kegiatan pengamatan dan sosialisasi dapat terselenggara. Tim MuON telah diinisiasi sejak tahun 2016. Setidaknya terdapat 4 observatorium yang secara rutin melakukan pengamatan yaitu Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, Observatorium Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan, Observatorium Pusat Studi Astronomi IKIP Muhammadiyah Maumere, dan Observatorium Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pada pelaksanaan observasi dan sosialisasi terkait Gerhana Matahari Hibrida 2023 ini, MuON dibantu juga oleh sejumlah mitra yang berasal dari berbagai daerah. Mitra tersebut di antaranya sekolah MA Wathoniyah Islamiyah Karangduwur, SDIT Anak Soleh Sedayu, SMP Muhammadiyah Kerjo Karanganyar, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, dan SMP Muhammadiyah Merauke. Selain itu, Pengurus Wilayah Muhammadiyah DIY dan Pengurus Daerah Muhammadiyah Biak juga turut membantu. Bahkan dalam kaitannya dengan wisata, observasi ini juga bekerja sama dengan Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo.
Tiger UAD mengamati Gerhana Matahari Sebagian dengan menggunakan teleskop dan kamera di Observatorium UAD Yogyakarta dan Denpasar. Kedua lokasi tersebut dapat mengamati dengan diameter Matahari tertutup sekitar 52% dan 68%. Citra Gerhana Matahari terabadikan di kedua lokasi tersebut meski gerimis dan awan sempat terjadi pada awal dan akhir observasi. Observasi ini penting karena berkaitan dengan peristiwa ijtimak atau konjungsi yang merupakan titik awal siklus atau fase Bulan.
Ibadah umat Islam sangat erat kaitannya dengan penentuan awal bulan Kamariah. Oleh karena itu, citra dan data lainnya tentang Gerhana Matahari 20 April 2023 yang juga bertepatan jelang akhir Ramadan 1444 H, dapat digunakan sebagai kajian untuk penentuan awal bulan.
Kegiatan observasi yang dilakukan Tiger UAD bersama dengan MuOn dan sejumlah mitra ini menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak antirukyat. Bersama dengan pemutakhiran hisab, Muhammadiyah senantiasa membangun observatorium sebagai tempat rukyat. Kegiatan observasi bersama oleh Muhammadiyah Observation Network ini akan dilanjutkan dengan observasi Gerhana Bulan Penumbra pada 5 dan 6 Mei 2023.
Data-data astronomi terus dikumpulkan dan didiseminasikan ke publik melalui karya ilmiah maupun sosialisasi publik. Peristiwa Gerhana Matahari dapat digunakan sebagai media pencerahan masyarakat terutama dalam kaitannya dengan dinamika perdebatan awal bulan. Hendaknya perdebatan tetap dalam kerangka ilmiah dan menonjolkan kerendahan hati. (doc/eka)