Transformasi Spiritual Setelah Ramadan dan Syawal
Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan Kajian Rutin Ahad Pagi yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dan berlangsung secara luring di kompleks masjid tersebut dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri pada pertemuan kali ini adalah Dr. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. yang merupakan Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga dosen Psikologi UAD.
Khoiruddin Bashori di awal ceramahnya menuturkan, “Puasa dan Syawal memang sudah selesai. Harusnya yang belum selesai adalah transformasi spiritualnya yaitu perubahan menjadi lebih baik. Hidup ini kan mesti progresif dari waktu ke waktu, harus menjadi lebih baik. Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Insyiqaq ayat 19 yang artinya, ‘Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)’, atau dapat diibaratkan seperti naik tangga dan insyaallah jika nanti pada saatnya harus menghadap Allah Swt. sudah berada pada derajat yang paling tinggi atau sering disebut dengan husnul khotimah. Mudah-mudahan semua yang ada di sini termasuk dalam golongan tersebut.”
Menurutnya, sekarang ini sering ditemui bersama tentang banyaknya sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran atau tuntunan agama Islam. Perlu diketahui bersama bahwa keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai yang diutamakan atau diprioritaskan. Khoiruddin Bashori mengatakan, “Sebenarnya yang dianggap penting dalam hidup ini apa? Nah ini yang menjadi pilihan. Jadi, dari keyakinan itu akan muncul nilai-nilai utama yang dipegang. Kemudian, nilai-nilai utama itu yang akan memengaruhi sikap. Pilihan-pilihan sikapnya itu sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang dipilih. Jika seseorang memilih nilai tertentu biasanya akan muncul sikap tertentu juga, misal nilai yang dipilih itu nilai eksklusif yaitu hanya bisa dekat dengan yang sama dan dengan yang berbeda itu musuhan. Pasti nanti sikapnya yang muncul juga akan berbeda,” jelasnya.
Transformasi spiritual dan nilai-nilai yang diutamakan tersebut bisa didapat dari keyakinan yang ditanamkan. Kemudian keyakinan itu bisa muncul dari pemahaman agamanya, budayanya, sekolahnya, pengaruh teman, atau bisa dari mana saja. “Jika diruntutkan lagi maka keyakinan itu akan memengaruhi nilai-nilai utama. Kemudian nilai-nilai utamanya akan memengaruhi sikap, dan sikaplah yang akan menentukan perilaku atau bisa juga dikenal dengan literasi akademik, artinya bahwa ilmu yang dipelajari itu harusnya berimbas pada action,” lanjut Khoiruddin.
Buya Syafi’i Ma’arif pernah berkata, “Bagi saya tidak penting apa kata orang ke saya, bagaimana pandangan orang ke saya itu tidaklah penting. Namun, bagaimana pandangan Allah ke saya itulah yang terpenting.” Jadi muaranya adalah apa yang menurut pandangan Allah itu baik, maka itulah yang menjadi prioritas.
“Maka, nilai di sini adalah pilihan nilai-nilai yang diyakini awal mula munculnya dari percaya atau keyakinan,” imbuh Khoiruddin.
Ia pun menuturkan, ada 3 nilai penting yang harus dimiliki setiap orang dalam transformasi spiritual. Pertama, kerja keras. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk kerja keras. Jadi nilai-nilai kerja keras ini harus menjadi pegangan. Kedua, tanggung jawab. Islam itu harus bertanggung jawab, apa pun yang dilakukan itu harus dipertanggungjawabkan. Ketiga, jujur. Jadi umat Islam itu harus jujur jangan malah sering berbohong. “Jika 3 nilai ini dipegang sungguh-sungguh sebagai prinsip maka pelanggaran terhadap 3 nilai ini dianggap sebagai dosa besar karena ini adalah nilai utama. Dalam bahasa pendidikan karakter sering disebut dengan nilai-nilai etika utama,” jelasnya.
Jadilah umat Islam yang tunduk kepada Allah Swt. dan senantiasa diberikan jalan yang lurus yaitu jalan Tuhan. Jika jamaah sekalian mengikuti jalan Tuhan maka hidup ini akan terasa sangat nikmat. Perlu diyakini juga bahwa tidak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan juga. “Mudah-mudahan nilai-nilai yang diyakini jamaah sekalian itu adalah nilai-nilai jalan Tuhan, nilai-nilai yang diajarkan Tuhan yaitu nilai-nilai yang menuju kepada kebaikan. Makin lama, makin lebih baik lagi dan jika fokus kepada nilai-nilai itu maka insyaallah tujuan yang menjadi harapan itu akan terwujud,” tutup Khoiruddin. (Zah)