UAD Usung Tema Kebangsaan untuk P2K, Kepala Bimawa: Tidak Ada Kaitan Politik
Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2023 mengusung tema “kebangsaan”. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. mengatakan bahwa tema yang telah diajukan tidak memiliki unsur politik.
Adanya tema itu, dapat memicu keterkaitan dengan kontestasi politik yang akan datang. Namun, Fajri menegaskan bahwa tema kebangsaan yang akan dilakukan pada P2K UAD mendatang merupakan murni untuk menjaga keselarasan bangsa.
“Tidak ada kaitannya dengan politik, ini murni menjadi spirit untuk menjaga keselarasan bangsa,” ujar Fajri saat diwawancarai reporter News UAD pada Sabtu, 9 September 2023.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa tema kebangsaan P2K tahun 2023 ini berkaitan dengan harmonisasi masyarakat. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan ajaran Islam yang membawa berkah dalam keberagaman yang ada di Indonesia.
“Nah, tahun ini terkait dengan harmonisasi masyarakat berbangsa dan bernegara. Bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alamin, jadi harus menjaga persatuan dan kesatuan membawa berkah dalam keberagaman yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam penjelasan yang disampaikan, ia membeberkan alasan tema kebangsaan itu dipilih. Ia mengatakan bahwa tema tersebut diajukan berdasarkan usulan yang diberikan dari panitia pusat (panpus). “Sebenarnya tema berawal dari usulan teman-teman panpus, karena relevan dengan keadaan bangsa kita saat ini, yakni isu keberagaman menjadi sangat menarik,” ujar Fajri.
Lebih lanjut Fajri mengatakan jika tema kebangsaan merupakan hal yang diperlukan bagi mahasiswa saat pengenalan kampus. Hal tersebut, kata dia, untuk menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
“Mahasiswa juga perlu untuk terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa jadi kita setujui,” tuturnya.
Sebelumnya, tema kebangsaan juga diusung pada P2K tahun 2022. Namun, kata Fajri, pembahasan dalam P2K itu ditujukan kepada lingkungan dan teknologi. “Tahun lalu terkait dengan kebangsaan. Namun lebih kepada merawat lingkungan dan teknologi,” kata Fajri. (Han)