Kolaborasi KKN UAD dan Padukuhan Padaan Kulon Gelar Pentas Seni Ndolalak Munggang
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Reguler 119 Unit XV.D.2 bersama warga Padukuhan Padaan Kulon, Kulon Progo, telah melakukan kolaborasi untuk mengadakan Pentas Seni Ndolalak Munggang. Acara yang berlangsung pada Jumat (23-2-2024) itu untuk perpisahan antara masyarakat setempat dan mahasiswa yang melakukan KKN.
Acara diawali dengan sambutan Kepala Padukuhan yakni Yuliyono, ketua Unit KKN XV.D.2 Muhamad Fikri Wahyudi dan Tiara Salsabila, lalu dilanjutkan penyerahan kenang-kenangan dari mahasiswa kepada padukuhan.
Dalam sambutannya, Yuliyono memberikan apresiasi serta ucapan terima kasih kepada mahasiswa KKN yang telah melaksanakan program-program kerja. “Meskipun program KKN telah selesai dilaksanakan, semoga ilmu serta silaturahmi yang telah terjamin di antara warga dan mahasiswa tetap terus berlanjut,” ujarnya.
Selanjutnya, ada tarian Angguk Manis yang menampilkan anak-anak padukuhan serta mahasiswa KKN, beberapa lagu yang dinyanyikan oleh Kepala Padukuhan dan mahasiswa KKN, serta di puncak acara ada kesenian Ndolalak Munggang yang dibawakan oleh berbagai kalangan umur warga padukuhan Padaan Kulon.
Tentang Ndolalak Munggang, kesenian ini terlahir pada Jumat, 1 Januari 1971, sesuai dengan kutipan akta/sertifikat yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta. Secara harfiah, ndolalak berarti tarian dan munggang adalah julukan tempat di Padukuhan Padaan Kulon sebelah utara. Jadi, Ndolalak Munggang dapat diartikan sebagai tarian yang berasal dari Padukuhan Padaan Kulon sebelah utara.
Pelaku kesenian Ndolalak Munggang, baik penari ataupun wiyaga (pemegang alat musik) tidak hanya berasal dari padukuhan tersebut, tetapi juga melibatkan padukuhan lain, yaitu Padukuhan Padaan Wetan, Padukuhan Kliwonan, Padukuhan Semawung, dan Padukuhan lain di sekitarnya. Tidak ada seleksi khusus bagi keseluruhan anggota kesenian melainkan minat serta semangat belajar bersama dalam melestarikan kebudayaan daerah dalam hal ini kesenian Ndolalak Munggang.
Ndolalak Munggang pada 1971 sampai 2019 mengadakan latihan selama selapan (35 hari) sekali. Namun setelah 2019 dengan adanya wabah Covid-19, membuat Ndolalak Munggang vakum untuk sementara waktu sampai pada tahun 2022. Selanjutnya, latihan secara intensif dilaksanakan setiap hari Sabtu.
Berbagai cara diupayakan agar kesenian Ndolalak Munggang dapat terus bertahan, seperti membuat beberapa variasi gerakan tari dan lagu agar lebih dapat diminati baik penari maupun penonton yang menyaksikan. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, semangat seluruh anggota terus dipacu untuk tetap melestarikan Ndolalak Munggang dengan cara modernisasi alat musik. Dari alat musik tradisional (beduk, bende, kendang, terbang) yang kemudian ditambahkan beberapa alat musik modern (orgen, gitar, ketipung), dengan harapan mampu menambah daya tarik dari kesenian Ndolalak Munggang.
Dalam pementasan, biasanya Ndolalak Munggang menampilkan 1–6 rodat (babak), di mana setiap rodat rata-rata berdurasi pementasan sekitar 20 menit. Pada kesenian Ndolalak Munggang yang asli, lagu-lagu yang dilantunkan banyak mengadopsi lirik dari lagu shalawat serta lagu Jawa yang syairnya sudah dibawakan secara khusus oleh Ndolalak Munggang, dengan tarian pada setiap lagu telah ditentukan.
Daya tarik dari Ndolalak Munggang adalah jurus-jurus pencak silat yg diracik sedemikian rupa menjadi sebuah gerakan tari, sehingga dari kesenian pencak silat dapat juga dipertontonkan sebagai sebuah seni tari. (doc)