Konseling Individu Melalui Positive Self-Talk: Strategi Efektif Meningkatkan Self-Efficacy Siswa
Self-efficacy yang rendah sering menjadi hambatan dalam mencapai tujuan dan mengatasi tantangan sehari-hari. Terutama di lingkungan sekolah, siswa dengan self-efficacy rendah cenderung kurang termotivasi untuk belajar dan dapat menghindari tugas-tugas yang menantang, bahkan mungkin sering tidak masuk sekolah. Salah satu mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bidang Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Nakita Amillea Ramadhani, S.Pd., memberikan layanan konseling individu dengan positive self-talk terhadap siswa kelas X Teknik Mesin 3 SMK Negeri 3 Yogyakarta. Layanan ini dilakukan pada 26 Maret–4 April 2024.
Layanan konseling individu dengan positive self-talk telah terbukti efektif dalam meningkatkan self-efficacy siswa. Positive self-talk adalah strategi di mana individu menggunakan kata-kata atau pikiran positif untuk memperkuat keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan memotivasi diri untuk mencapai tujuan. Dalam konteks konseling individu, layanan ini memberikan kerangka kerja yang jelas dan praktis untuk membantu siswa mengembangkan pola pikir yang positif dan percaya diri.
Konseling individu merupakan proses kolaboratif antara konselor dan siswa, di mana konselor bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk menemukan solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Tujuan dari konseling individu adalah untuk membantu dan memandirikan siswa menghadapi berbagai tantangan dan masalah dalam hidup dengan cara yang lebih efektif. Dengan meningkatnya self-efficacy siswa melalui konseling individu dengan positive self-talk, diharapkan dapat terjadi peningkatan motivasi belajar, ketahanan dalam menghadapi tantangan akademik, dan peningkatan prestasi akademik siswa secara keseluruhan.
Siswa yang mengikuti layanan konseling individu dengan positive self-talk menyampaikan kesan dan pesan yang positif setelah mengikuti siklus tersebut. Siswa merasa didukung dan didengar dengan baik oleh konselor, yang membantu siswa merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menghadapi tantangan akademik dan dalam kehidupan sehari-harinya.
Siswa juga mengungkapkan bahwa positive self-talk dapat memberikan pengalaman bagi siswa terkait strategi untuk mengatasi pikiran negatif dan merangsang keyakinan pada kemampuan positif yang siswa miliki. Siswa menyadari bahwa pola pikir yang positif dapat memberikan dorongan yang positif untuk bersemangat dalam belajar, ketahanan terhadap rintangan, dan prestasi akademik secara keseluruhan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan ini memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan meningkatkan self-efficacy siswa sehingga berdampak positif kepada peningkatan prestasi akademik siswa.