Makna Sukses Dunia dan Akhirat
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan bekal kepada mahasiswa dengan beberapa materi soft skills. Kegiatan soft skills dilaksanakan pada Juli 2024, salah satu tema materinya adalah “Makna Sukses”. Materi dipaparkan oleh Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. selaku Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD.
Ia menjelaskan, “Setiap manusia tentu menginginkan untuk menjadi pribadi yang sukses, sejahtera, dan mendapatkan kebahagiaan. Melalui petunjuk sang pencipta Allah Swt. di dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 201, yang berbunyi:
ﵟرَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ٢٠١ﵞ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Melalui petunjuk di dalam ayat tersebut, kesuksesan tidak hanya segala hal yang ada di dunia. Di dalam kita memahami kesuksesan harus ada keseimbangan, yaitu kesuksesan di dunia dan juga kita kesuksesan di akhirat nanti. Maka apa yang diusahakan untuk menjadi sukses di dunia juga diharapkan menjadi bagian dari kesuksesan di akhirat nanti.”
Sebagian orang memahami sukses di dunia dengan harta berlimpah, pasangan yang ideal, pekerjaan yang baik, dan pangkat yang tinggi. Namun hal-hal tersebut harus dihubungkan dengan orientasi akhirat. Sebab, kesuksesan sejatinya adalah akumulasi dari perbuatan baik di dunia. Kesuksesan tidak hanya dinikmati oleh pribadi, tetapi juga harus dirasakan oleh orang lain bahkan oleh alam semesta. Allah Swt. berfirman pada Surah Al-Anbiya’ ayat 107 yang berbunyi:
ﵟوَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧ﵞ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Segala nikmat yang diperoleh dari Allah Swt., harus dirasakan kebaikannya untuk orang lain. Contohnya sedekah, zakat, membantu sesama, meringankan beban orang lain, dan lain sebagainya.
Rahmadi melanjutkan, “Pada hakikatnya kesuksesan diperoleh dari penempaan-penempaan dengan usaha yang keras, dengan perubahan yang lebih baik. Proses sukses diibaratkan seperti gandum menjadi roti, dan seperti padi menjadi nasi. Maka orang yang tidak mau berproses untuk menjadi lebih baik, akan jauh dari kesuksesan. Untuk menjadi sukses pun juga harus memohon petunjuk kepada Allah Swt. melalui doa-doa yang dipanjatkan.” (Lus)