Tim PKM-PM UAD Lakukan Strategi Membabat Narasi Mitos Pulung Gantung di Gunungkidul
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berasal dari Program Studi Psikologi dan Program Studi Ilmu Komunikasi berhasil melakukan pengabdian masyarakat di Gunungkidul dengan topik mitos pulung gantung. Pengabdian masyarakat yang membanggakan ini merupakan ide dari Dimas Brian Adi Putra, Alvin Nuru Syah Gunawan, Raka Pramudita Hidayat, Mahia Nasywa Paramesti, dan Nur Asfia, dengan dosen pendamping Sri Kushartati S.Psi., M.A., Psikolog.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2024, Dimas dan tim mendapatkan lolos pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Mereka mengangkat judul “My Precious Life: Strategi Membabat Narasi Mitos Pulung Gantung sebagai Rekonstruksi Perilaku Sosial Kelompok Rentan Bersama PKK Dusun Ngampel Gunungkidul” dalam skim PKM Pengabdian Masyarakat.
Tingginya kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, DIY, sering dikaitkan dengan keberadaan narasi mitos pulung gantung. Pulung gantung direpresentasikan sebagai makhluk gaib yang dipercaya dapat mendorong individu melakukan gantung diri. Mirisnya, mitos ini masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Gunungkidul hingga saat ini. Hal itulah yang menjadi latar belakang dilakukannya pengabdian masyarakat oleh tim tersebut.
Pengabdian ini memiliki program besar yang dinamai “My Precious Life” dengan tiga rangkaian kegiatan terdiri atas training of trainer menyasar kader PKK Dusun Ngampel, psikoedukasi permainan Mbalang Lintang yang menyasar lansia selaku kelompok rentan bunuh diri, dan psychological campaign yang terdiri atas banner, flyer, dan poster untuk masyarakat Dusun Ngampel, Gunungkidul.
Hasilnya, dari tiga rangkaian kegiatan yang menyasar kelompok berbeda, ditemui bahwa mulai terdapat perubahan pemahaman terhadap narasi mitos pulung gantung yang tadinya sebagai penyebab bunuh diri seseorang, menjadi masalah kesehatan jiwa. Masyarakat dan kader PKK mulai memahami cara untuk melakukan deteksi dini terhadap ide bunuh diri. Mengingat masyarakat dan kader PKK tidak mampu melakukan tindakan lanjutan, maka tim PKM-PM melakukan koordinasi dengan Puskesmas Tepus II untuk menjadi bantuan tenaga kesehatan yang mengawasi dan menerima laporan terkait individu yang disinyalir memiliki ide bunuh diri.
Manfaat dari pengabdian ini yaitu agar lansia selaku kelompok rentan dapat memahami kebermaknaan hidupnya melalui permainan Mbalang Lintang yang dirancang edukatif dan interaktif. Kader PKK dan masyarakat yang tadinya tidak memiliki pengetahuan serta bekal untuk melakukan deteksi dini terhadap ide bunuh diri dan melakukan pertolongan pertama setelah dilaksanakan program “My Precious Life”, terlihat adanya perubahan pemahaman dan pengetahuan. Selain itu juga menurunkan kepercayaan terhadap narasi mitos pulung gantung yang telah terjadi di Kabupaten Guningkidul.
“Harapan dengan diadakannya pengabdian ini, apa yang telah kami berikan seperti training of trainer, psikoedukasi, dan psychological campaign, dapat terus berjalan. Tentunya kami juga berharap agar kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul terus menurun karena adanya pengawasan secara rutin terhadap berjalannya program “My Precious Life” yang merupakan ide kami,” ujar Dimas, selaku ketua tim. (Dilla)