Meningkatkan Keterampilan Petani Semoyo Melalui Media Tanam Ramah Lingkungan
Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2024 telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pelatihan tentang pengolahan media tanam pada Jumat, 9 Agustus 2024. Kegiatan ini diadakan di Pendopo Balai Desa Semoyo, Kelurahan Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan dihadiri oleh anggota Sanggar Tani Muda Generasi Agraris Semoyo, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, dan warga Desa Semoyo.
Pada kesempatan tersebut, materi disampaikan oleh Rais Sulistyo Widiatmoko, S.Si., yang merupakan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli Madya. Ia memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengolahan media tanam yang tepat untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian.
Sebelum menyampaikan materi, Rais membacakan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan media tanam. “Di dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raaf ayat 58 disebutkan: ‘Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.’ Jadi, untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas baik, perlu mengelola media tanam yang tepat,” ucapnya.
Rais pun melanjutkan penyampaian materi secara teoretis sebelum akhirnya beralih ke sesi praktik. Ia menjelaskan dengan rinci berbagai jenis tanah dan karakteristiknya, serta menekankan bagaimana media tanam yang tepat dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman. Peserta diajak untuk mengamati langsung perbedaan pada setiap jenis tanah yang telah disediakan, sehingga mereka dapat memahami pentingnya memilih media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Selanjutnya, dilakukan praktik untuk mengetahui tanah mana yang terbaik dari tiga contoh tanah yang tersedia. “Ada berbagai macam tanah yang disediakan di depan ini. Bisa dilihat jika ketiga tanah ini diberi air; yang pertama, daya ikat airnya bagus tapi daya lepaskannya tidak, sehingga menyebabkan akar busuk. Yang kedua, daya ikat airnya rendah sehingga unsur hara yang ada di dalam tanah ikut terbilas, terlihat dari airnya. Yang ketiga, daya serapnya cepat tapi daya ikatnya tinggi, dilihat dari air yang keluar yang bening,” ungkap Rais.
Antusiasme dan semangat para peserta dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan ini menjadi sinyal positif bagi keberhasilan program Sanggar Tani Muda. Banyaknya peserta yang bertanya dan berdiskusi setelah penyampaian materi menunjukkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya praktik pertanian yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.
Desa Semoyo sendiri memiliki harapan besar terhadap program ini untuk memajukan desa. Kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung secara khidmat dan lancar, dengan sambutan yang sangat antusias dari warga setempat. Dukungan mereka terhadap program ini semakin memperkuat keyakinan bahwa inisiatif yang mereka lakukan akan membawa dampak positif bagi kemajuan pertanian di Desa Semoyo. (doc)