KKN UAD Dukung Pengelolaan Sampah di Notoyudan
Dalam rangka kegiatan inovatif Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode-92 yang digelar di Masjid Al-Hikmah Notoyudan, Gedongtengen, Yogyakarta, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan aksi nyata dengan menyerahkan hasil penjualan sedekah sampah dari warga RW 23 dan RW 24 untuk infak masjid kepada Abdul Majid, selaku ketua Takmir Masjid Al-Hikmah. Program ini menjadi bagian dari tema besar “Dari Sedekah Sampah ke Lorong Sayur”, yang bertujuan untuk mentransformasi sampah menjadi sumber kehidupan.
Program tersebut dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik. Para mahasiswa KKN terjun langsung ke lapangan, mengunjungi rumah-rumah warga di RW 23 dan RW 24 untuk meminta dan mengumpulkan sampah yang memiliki nilai jual. Hasil penjualan dari sampah-sampah tersebut kemudian diserahkan kepada pengurus Masjid Al-Hikmah sebagai bentuk infak dari masyarakat.
“Awalnya kami tidak berencana untuk sedekah sampah keliling, tetapi karena dirasa sampah yang terkumpul masih sedikit akhirnya kami spontan mengadakan program sedekah sampah keliling. Alhamdulillah, ternyata warga yang berpartisipasi jauh lebih banyak dari harapan dan sampah yang terkumpul pun jauh lebih banyak dari yang sebelumnya,” terang Hanifah, selaku ketua KKN Unit I.B.1.
Walaupun kegiatan pengelolaan sampah ini memang sudah menjadi kegiatan rutin warga Notoyudan, dalam penanganan kali ini, para mahasiswa KKN UAD menginisiasi beberapa inovasi dalam kegiatan. Selain terjun langsung ke rumah warga, terobosan dari mahasiswa KKN ialah mengubah botol air mineral bekas menjadi pot tanaman untuk beberapa sayuran seperti bayam, kangkung, terong, dan selada di sepanjang lorong kampung yang sebelumnya terkesan kumuh.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat dan sejumlah lembaga sosial yang berkolaborasi dalam penyediaan bibit dan alat-alat pertanian. Selain itu, ibu-ibu daerah pun turut berperan aktif dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mahasiswa KKN mengenai teknik bercocok tanam.
“Saya sangat senang dengan adanya program ini. Bagi warga yang berada di bawah dekat sungai, program sedekah sampah keliling sangat membantu kami untuk membersihkan sampah-sampah yang telah menumpuk sejak lama menunggu untuk disetor,” ungkap salah satu warga Notoyudan.
Dengan adanya program KKN tersebut, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dikembangkan di berbagai wilayah lainnya. Transformasi sampah menjadi kehidupan ini merupakan langkah kecil yang berdampak besar, menciptakan lingkungan yang lebih bersih, hijau, dan sejahtera. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi warga. Hasil panen dari Lorong Sayur pun dapat dikonsumsi sendiri sehingga membantu kebutuhan pangan warga.
“Semoga ke depannya program sedekah sampah keliling dapat dilanjutkan oleh masyarakat sekitar, terutama pemuda-pemudinya yang masih memiliki banyak tenaga untuk berkeliling kampung,” lanjut Hanifah. (doc)