KKN UAD Gelar Pelatihan Pembuatan Kipas Tangan dari Bambu untuk Lansia
Pada 10 Agustus 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode-127 Unit VI.B.III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan pembuatan kipas tangan dari bambu khusus untuk para lansia di Padukuhan Bergan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan para lansia agar tetap produktif, serta meningkatkan keterampilan mereka dalam menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Pelatihan ini berlangsung di rumah Nanan Widya selaku dukuh di Padukuhan Bergan dengan dihadiri oleh sekitar 30 peserta yang mayoritas berusia di atas 60 tahun. Suratman, seorang pengusaha kipas tangan yang juga merupakan warga lokal, menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Ia dengan antusias berbagi ilmu dan pengalaman tentang teknik pembuatan kipas tangan dari bambu, mulai dari pemilihan bahan hingga proses perakitan dan penyelesaian akhir.
Ia mengungkapkan, “Saya sangat senang bisa berbagi pengalaman dengan para lansia di sini. Meskipun sudah lanjut usia, mereka tetap semangat belajar. Saya berharap keterampilan ini dapat mereka kembangkan, tidak hanya untuk kebutuhan pribadi tetapi juga sebagai tambahan penghasilan. Ini adalah cara yang baik untuk melestarikan kerajinan tradisional sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.”
Pelatihan tersebut mendapat sambutan positif dari para peserta yang merasa kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain menambah keterampilan, mereka juga mendapatkan motivasi untuk terus berkarya meskipun sudah berusia lanjut. “Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Saya merasa lebih bersemangat dan tidak merasa tua lagi setelah mengikuti pelatihan ini,” ujar salah satu peserta dengan senyum lebar.
Kegiatan ini menunjukkan pentingnya peran komunitas dalam mendukung lansia, terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi. Dengan keterampilan yang diperoleh, para lansia diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai jual, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka sekaligus melestarikan budaya lokal.
Secara keseluruhan, pelatihan tersebut merupakan langkah yang sangat positif dalam upaya meningkatkan kualitas hidup para lansia di Padukuhan Bergan. Ini adalah contoh nyata bagaimana program pelatihan yang tepat sasaran dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok lansia yang sering kali terpinggirkan dalam kegiatan-kegiatan produktif. (doc)