Mahasiswi UAD Raih Gold Medal dan Penghargaan Khusus di Ajang Internasional

Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Fitria)
Dua mahasiswi Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah (PBS) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengharumkan nama kampus dalam ajang internasional. Quraini Tiara Romadhoni dan Novia Fitri Rahayu, yang tergabung dalam Tim Fortune, berhasil meraih Gold Medal serta Special Award: Growth Strategy Award pada ajang International Youthpreneur Competition (IYC) 2025.
Kompetisi ini merupakan ajang tahunan berskala internasional yang mengangkat tema “International Creative and Innovative Idea Competition 2025”, dan berfokus pada pengembangan ide bisnis berbasis Business Model Canvas (BMC) serta pitching startup inovatif. IYC 2025 diikuti oleh tim dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Nigeria, Liberia, dan Gambia.
Dalam kompetisi ini, Tim Fortune mengusung inovasi berbasis potensi lokal berupa produk tepung pisang dengan merek dagang Produk Inovatif Makanan Indonesia Sehat dan Alamiah (Primsana). Produk ini ditujukan sebagai solusi pangan alternatif yang sehat, ramah lingkungan, dan mendukung pemberdayaan UMKM di sektor pangan lokal.
Tahapan kompetisi dimulai dari seleksi BMC, di mana Tim Fortune berhasil lolos dari ratusan peserta. Selanjutnya, tim mengikuti proses inkubasi intensif selama empat sesi bersama mentor dari dalam dan luar negeri.
Tim yang menunjukkan konsistensi dan keterlibatan aktif kemudian diundang ke tahap final, yaitu Summit IYC 2025 yang diselenggarakan secara luring di Kampus Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka), Kendal, Jawa Tengah. Summit final IYC 2025 diikuti oleh 32 tim terbaik dari berbagai negara, termasuk beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Quraini Tiara Romadhoni menyampaikan bahwa capaian ini merupakan buah dari proses panjang dan kerja keras yang mereka jalani bersama. “Kami melalui proses yang cukup panjang, mulai dari menyusun ide bisnis, mengikuti seleksi ketat, hingga menjalani sesi inkubasi. Setiap tahap sangat menantang, tetapi juga penuh pembelajaran. Alhamdulillah, semua usaha kami membuahkan hasil,” ujarnya.
Sementara itu, Novia Fitri Rahayu menambahkan bahwa ide “Primsana” lahir dari kepedulian terhadap potensi lokal dan semangat berwirausaha yang inklusif. “Kami percaya bahwa inovasi tidak selalu harus besar, tetapi harus bermanfaat dan tepat sasaran. Lewat Primsana, kami ingin mendorong pemanfaatan pisang lokal sebagai produk bernilai tambah, sekaligus memberi kontribusi terhadap ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Program Studi PBS FAI UAD, Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I., memberikan apresiasi atas capaian ini dan menyampaikan harapannya. “Ini adalah capaian luar biasa yang mencerminkan kualitas mahasiswa PBS UAD. Prestasi Quraini dan Novia menunjukkan bahwa integrasi antara nilai-nilai Islam, inovasi, dan kewirausahaan dapat membawa dampak nyata di tingkat global,” ungkapnya.
UAD terus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam berbagai ajang kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional, sebagai bagian dari komitmen mencetak lulusan yang unggul, inovatif, dan berdaya saing global. (Fit/Lus)