Apa Kabar Kesehatan Mental Mahasiswa?

Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental dan Platihan Konseling Sebaya di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulin)
Kesehatan mental mahasiswa di lingkungan kampus merupakan hal yang tidak boleh diremehkan. Menyadari hal tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berupaya untuk selalu peduli dan membersamai mahasiswanya, salah satunya melalui Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital dan Pelatihan Konseling Sebaya se-DIY Tahun 2025. Acara ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari DIY pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Dody Hartanto, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi (ABKIN) sekaligus dosen UAD, yang memaparkan hasil studi tentang berbagai persoalan yang kerap dihadapi mahasiswa di Indonesia.
Dr. Dody mengungkapkan empat isu utama yang paling banyak dialami mahasiswa, yaitu:
- Manajemen Waktu: Sebanyak 73% mahasiswa mengalami kesulitan mengatur waktu, terutama mereka yang harus bekerja sambil kuliah atau memiliki gangguan belajar.
- Kecemasan dan Depresi: Sebanyak 68% mahasiswa pernah mengalami gangguan kecemasan atau depresi, terutama yang memiliki riwayat trauma masa kecil atau berasal dari kondisi ekonomi tidak stabil.
- Ketidakamanan Finansial: Sebanyak 60% mahasiswa merasa sangat cemas terhadap kondisi keuangan keluarganya, yang turut memengaruhi konsentrasi dan prestasi akademik mereka.
- Kesulitan Menyesuaikan Diri: Sebanyak 42% mahasiswa merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri atau fit in di lingkungan kampus, terutama mahasiswa baru dari luar daerah.
Dalam paparannya, Dr. Dody juga menyoroti proses adaptasi mahasiswa selama perkuliahan yang tidak jarang menimbulkan gangguan psikologis dan fisik, seperti sakit kepala, gangguan pernapasan, kelelahan, dan bahkan gangguan pencernaan.
Mahasiswa dari luar Pulau Jawa cenderung mengalami culture shock pada tahun pertama kuliah dan memerlukan waktu serta dukungan untuk menyesuaikan diri, baik secara sosial maupun akademik.
Ia mengingatkan bahwa mendengarkan keluhan secara terus-menerus, baik dari diri sendiri maupun orang lain, berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa mendengarkan keluhan lebih dari 10 menit dapat meningkatkan hormon stres dan memengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki mekanisme coping yang sehat serta akses terhadap layanan konseling kampus. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan mampu menjaga kondisi mentalnya dengan baik, mengelola emosi dan stres, sehingga menjadi pribadi yang sehat jiwa dan raga. (Lin)