Belajar Wayang ala PBSI UAD, Kuno tapi Kena!

Belajar Wayang ala PBSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kuno tapi Kena! (Foto. Mawar)
Siapa bilang wayang hanya milik masa lalu? Dalam kuliah umum bertema “Sastra Wayang”, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) diajak menjelajahi dunia wayang sebagai bentuk sastra hidup yang penuh nilai, filsafat, dan refleksi budaya.
Acara yang diselenggarakan oleh PBSI UAD bekerja sama dengan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) UAD ini berlangsung pada Jumat, 18 Juli 2025, secara daring melalui Google Meet. Peserta yang hadir berasal dari berbagai angkatan dan didampingi oleh dosen-dosen PBSI yang juga antusias menyimak pemaparan dari Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum., guru besar Universitas Gadjah Mada dan tokoh penting dalam kajian sastra Indonesia.
Acara dibuka oleh Wachid Eko Purwanto, S.Pd., M.A., yang menyebut Prof. Aprinus sebagai “Mbah Guru” karena jasanya dalam membimbing banyak dosen PBSI saat menempuh studi lanjut. “Saya, Bu Yosi, Bu Fitri, semua pernah belajar langsung dari beliau. Ini momen langka dan sangat berharga,” ujarnya.
Dalam sesi berjudul “Mau ke Mana Kajian Sastra Wayang?”, Prof. Aprinus menyampaikan bahwa wayang bukan sekadar bentuk seni pertunjukan atau cerita tradisional, melainkan juga sistem berpikir yang kompleks dan relevan untuk kajian sastra kontemporer. “Wayang bisa memayungi berbagai bentuk sastra, dari maritim, rempah, hingga horor. Ia bukan hanya narasi, tetapi juga cara membaca dunia,” tegasnya.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar mengulang kajian yang sudah ada, melainkan menggali lebih dalam secara filosofis dan kritis. Sastra wayang, menurutnya, adalah ruang reflektif yang masih terbuka luas untuk diteliti dan ditafsirkan ulang. (Mawar)