Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati

Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D dalam Kajian Ahad di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)
Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi pada Minggu, 27 Juli 2025, yang bertepatan dengan 2 Safar 1447 H. Pada kesempatan ini, kajian diisi oleh Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D., dari Majelis Tablig Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tema yang diangkat adalah kajian Kitab Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin karya Imam Ibnu Qudamah.
Dalam kajiannya, Ustaz Fajar menyampaikan bahwa Kitab Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin merupakan ringkasan dari karya Imam Ibnul Jauzi yang pada dasarnya adalah koreksi atas kitab legendaris Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali. Ibnu Qudamah membagi isi kitabnya ke dalam empat bagian besar, yaitu Rubu’ al-‘Ibadat (ibadah), Rubu’ al-‘Adat (kebiasaan), Rubu’ al-Muhlikat (perkara yang membinasakan), dan Rubu’ al-Munjiyat (perkara yang menyelamatkan).
Fokus kajian pada pagi itu adalah pembahasan awal dari Rubu’ al-Muhlikat, khususnya tentang pentingnya menjaga hati sebagai pusat perhatian Allah. “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi yang Allah lihat adalah hati dan amal kalian,” ujar Ustaz Fajar mengutip hadis Nabi saw.
Beliau mengibaratkan hati sebagai benteng yang harus dijaga dari serangan musuh, yakni setan. Dalam kitabnya, Ibnu Qudamah mengidentifikasi tujuh pintu utama masuknya setan ke dalam hati manusia, di antaranya hasad (iri dan dengki), marah yang tidak terkontrol, cinta berlebihan terhadap perabot dan hiasan dunia, kenyang berlebihan yang melemahkan rohani, tamak terhadap pujian manusia, tergesa-gesa tanpa pertimbangan, dan cinta harta secara berlebihan.
Ustaz Fajar juga menekankan bahwa setiap manusia memiliki dua qarin (pendamping), satu dari golongan malaikat dan satu dari golongan jin. Hati manusia senantiasa menjadi medan tarik-menarik antara dua kekuatan ini. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa menjaga hatinya agar tetap bersih, tidak dikuasai hawa nafsu, dan terus memperkuat sisi spiritualnya.
“Jika ada orang yang wafat saat membaca doa Ihdinas shiratal mustaqim dalam salat, sungguh itu bukan kebetulan, tetapi karena hatinya telah bersih dan Allah rida memanggilnya,” ungkap Ustaz Fajar, mengisahkan seorang jemaah yang wafat dalam keadaan khusyuk saat berlatih menjadi imam.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan doa bersama, dengan harapan agar ilmu yang disampaikan dapat menuntun umat untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hati dari godaan setan. (Ito)