Mahasiswa UAD dari Perwakilan Kontingen DIY Raih Juara I pada Ajang Tapak Suci World Championship 2nd di Malang

Foto Dziqriya saat mendapatkan penghargaan juara 1 kategori Seni Beregu Tangan Kosong (Foto. Dziqriya)
Kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang diwakili oleh mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dziqriya Lissaada, dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berhasil meraih Juara I pada kategori Seni Beregu Tangan Kosong. Prestasi ini diraih dalam ajang Tapak Suci World Championship 2nd yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, pada 31 Juli–3 Agustus 2025.
Sebelum mengikuti kejuaraan dunia ini, Dziqriya terlebih dahulu lolos seleksi kejuaraan wilayah pada Februari 2025. Persiapan menuju kejuaraan dunia (kejurdun) dilakukan secara intensif sejak Maret hingga Juli oleh Pimpinan Wilayah Tapak Suci DIY. Program latihan dilaksanakan lima kali seminggu, khusus untuk kategori seni, bertempat di Bina Manggala, SMP Muhammadiyah 4 Kotagede, dan SMP Negeri 1 Bantul.
“Tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu karena jadwal latihan sangat padat, sementara saya juga harus fokus pada kuliah dan tugas akhir semester. Sering kali, saya mengerjakan proyek kuliah setelah latihan meskipun harus begadang. Alhamdulillah, semua tugas bisa selesai sebelum keberangkatan,” ungkap Dziqriya.
Momen paling berkesan baginya adalah ketika tim DIY diumumkan sebagai Juara Umum III, bersaing dengan kontingen dari seluruh Indonesia dan berbagai negara, seperti Suriah, Singapura, dan Taiwan. “Yang paling menyentuh adalah saat semua atlet mengalungkan medali ke pelatih hingga beliau meneteskan air mata sambil berkata, ‘Terima kasih atas perjuangan keras kalian.’ Itu momen yang tak terlupakan,” tambahnya.
Dziqriya mengaku sangat bersyukur dapat meraih prestasi di ajang yang hanya diadakan lima tahun sekali ini. “Kemenangan ini adalah kebanggaan tersendiri bagi saya, keluarga, pelatih, dan teman-teman yang selalu mendukung. Semoga ke depannya saya masih diberi kesempatan untuk memberikan yang terbaik, baik untuk UAD maupun DIY,” ujarnya.
Ia juga berpesan kepada generasi muda Tapak Suci untuk tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga menikmati setiap proses. “Proseslah yang membentuk diri kita menjadi lebih baik. Jangan lupa sertai ikhtiar dengan ibadah dan doa,” tutupnya. (Tifa)