Gandeng Puskesmas Depok III, Mahasiswa Gizi UAD Laksanakan Program CETAR

Program CETAR oleh Mahasiswa Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. PPL Gizi UAD)
Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi anemia nasional mencapai 16,2% untuk semua kelompok usia dan jenis kelamin, dengan proporsi tertinggi pada perempuan yaitu 18%.
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehingga kadar hemoglobin (Hb) menurun di bawah normal. Pada remaja putri, kadar Hb ideal seharusnya di atas 12 g/dl. Kelompok ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia karena kehilangan darah setiap bulan saat menstruasi, disertai pola makan yang kurang seimbang dan rendah zat besi. Kebiasaan minum teh atau kopi bersamaan dengan konsumsi makanan sumber zat besi juga dapat menghambat penyerapan zat gizi tersebut.
Di wilayah Caturtunggal, Sleman, salah satu sekolah dengan angka anemia cukup tinggi adalah SMK Karya Rini, dengan prevalensi mencapai 35,4%. Untuk menurunkan angka tersebut, Enuh Ibnu Kamal, Ainul Hidayah, dan Irma Wahyu Damayanti, mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bekerja sama dengan Ahli Gizi Puskesmas Depok III Sleman menginisiasi Program CETAR (Cegah Anemia, Tunjukkan Aksi Remaja) di sekolah tersebut.
Program CETAR bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia sekaligus mendorong kepatuhan dalam mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin. Kegiatan dilaksanakan pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Aula SMK Karya Rini, Caturtunggal, Sleman. Program ini menargetkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 50% antara nilai pretest dan posttest, serta kepatuhan lebih dari 90% siswi dalam mengonsumsi TTD secara rutin satu tablet per minggu.
Kegiatan mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. Hal ini disampaikan oleh Nindy Veradani, S.Psi., Guru Bimbingan Konseling sekaligus penanggung jawab UKS SMK Karya Rini. Edukasi dilakukan dengan metode diskusi interaktif oleh mahasiswa gizi UAD yang memaparkan materi tentang pengenalan anemia, pencegahannya melalui pola makan gizi seimbang kaya zat besi, serta pentingnya konsumsi TTD secara teratur.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Indah Falsafi, S.Tr.Gz., Ahli Gizi Puskesmas Depok III, yang menekankan pentingnya kesadaran diri remaja dalam pencegahan anemia sebagai langkah membangun kebiasaan sehat jangka panjang.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pengetahuan peserta, dari 40,7% (pretest) menjadi 83% (posttest), meningkat lebih dari 50%, sehingga target program tercapai. Selain itu, 97,6% siswi telah menerima dan mengonsumsi TTD, sementara sebagian kecil lainnya masih perlu adaptasi terhadap bentuk tablet. Sebagai bentuk komitmen, para siswi menandatangani Lembar Komitmen CETAR sebagai simbol kesadaran diri untuk rutin mengonsumsi TTD.
Program CETAR di SMK Karya Rini menjadi bukti bahwa edukasi gizi yang dikemas secara interaktif serta melibatkan pihak sekolah dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku positif remaja. Dengan meningkatnya pengetahuan dan kepatuhan konsumsi TTD, diharapkan kegiatan serupa dapat diterapkan di sekolah lain guna menurunkan angka anemia remaja putri di Sleman sesuai target Dinas Kesehatan sebesar 25%. “CETAR Cegah Anemia, Tunjukkan Aksi Remaja” kini menjadi simbol komitmen remaja putri Sleman untuk hidup lebih sehat, kuat, dan produktif. (Doc)