Tali Allah adalah Tali Persatuan

Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. Pemateri Kajian Ahad Pagi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Islamic Center UAD)
Kajian Ahad Pagi di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali dilaksanakan pada Minggu, 26 Oktober 2025. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Majelis Tablig Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. Dengan mengangkat tema “Tali Allah = Tali Persatuan,” beliau mengingatkan pentingnya umat Islam untuk berpegang teguh pada ajaran Allah agar terhindar dari perpecahan.
Dengan mengutip firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 103, Ustaz Yusuf menjelaskan bahwa kita diperintah untuk berpegang teguh pada talinya Allah (agama Allah) karena tali Allah adalah sebuah kewajiban mutlak bagi umat Muslim. Ayat tersebut juga mengandung peringatan agar umat tidak saling berpecah belah.
Menurutnya, untuk menjadi kuat, kompak, dan bersatu, umat Islam harus memegang satu tali yang sama, yaitu agama Allah. Mengutip tafsir Ma’alimut Tanzil yang ditulis oleh Imam Al-Baghawi, beliau menyebutkan bahwa tali Allah mencakup tiga hal utama, yaitu Al-Qur’an, al-iman (keimanan), dan al-Islam (agama Islam).
Beliau menyoroti contoh nyata di tengah masyarakat, mulai dari isu Palestina hingga sisa-sisa persaingan Pemilu 2024 yang menunjukkan bahwa umat Islam belum sepenuhnya bersatu. Beliau juga menyebutkan contoh lemahnya persatuan yang sudah pernah dialami oleh bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Menurutnya, penjajahan 350 tahun di Indonesia terjadi bukan karena penjajah yang masuk lebih kuat, melainkan karena bangsa kita tidak bersatu dan tercerai-berai.
Melanjutkan ceramahnya, beliau memaparkan empat penyebab utama terjadinya perpecahan. Pertama, sikap fanatisme golongan/kelompok. Kedua, ketidaktahuan terhadap ajaran Islam yang benar. Ketiga, munculnya fitnah, iri, dan dengki karena mudah percaya informasi tanpa memastikan kebenarannya (hoaks).
Dalam menghindari penyebab perpecahan ketiga, Ustaz Yusuf mengajak kita supaya menahan diri dan memperbanyak rasa bersyukur. Selain itu, Ustaz Yusuf juga menyebutkan sumber perpecahan lain adalah perebutan kepentingan dunia. “Kepentingan dunia tidak akan pernah ada habisnya, maka cara mengontrol diri kita dengan banyak bersyukur. Jangan fokus pada tujuan dunia karena kita masih punya tujuan utama, yaitu akhirat,” jelasnya.
Untuk mewujudkan persatuan, Ustaz Yusuf mengajak jemaah untuk saling menghormati perbedaan. Beliau juga mengingatkan agar jemaah menjadikan agama Islam bukan sekadar status, melainkan pedoman hidup yang diamalkan.
Menutup ceramahnya, beliau menegaskan pentingnya memperdalam ilmu agama agar kita bisa bersatu menghindari perpecahan. “Yang namanya perpecahan, tidak akan pernah membawa keberkahan apa pun, tetapi sebaliknya, persatuan itu akan mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah,” jelasnya. (tra)
