Cassmelcake: Dari Singkong Tradisional Menuju Inovasi UMKM Warga Balong

Cassmelcake oleh Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Singkong sering kali dipandang sebagai pangan sederhana. Di banyak daerah, termasuk di Padukuhan Balong, Kelurahan Balong, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, singkong hanya diolah sebatas direbus, digoreng, atau dijadikan gaplek. Padahal, hasil bumi ini begitu melimpah dan memiliki potensi besar jika diolah dengan cara yang lebih kreatif dan modern.
Melihat kenyataan tersebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 145 Unit III.C.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hadir dengan sebuah terobosan: Program Pengolahan Inovatif Berbahan Dasar Singkong. Dari program inilah lahir Cassmelcake, kue singkong karamel yang dikemas secara lebih menarik, dengan cita rasa modern namun tetap merakyat.
Program ini bukan hanya sekadar memperkenalkan resep baru, tetapi juga mengajarkan bahwa kreativitas mampu mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Seperti disampaikan Irine, penanggung jawab program, “Kami ingin membantu masyarakat menyadari bahwa singkong tidak hanya bisa diolah secara tradisional, tetapi juga dapat dibuat menjadi produk modern dengan potensi pasar yang lebih luas.”
Respons warga pun sangat positif. Ibu-ibu terlihat antusias mengikuti demonstrasi pembuatan Cassmelcake. Ibu Lamtari, salah satu warga, menyebut inovasi ini sebagai angin segar. “Olahan singkong versi modern ini membuatnya simpel, rasanya enak, dan mudah dipraktikkan,” ujarnya.
Pemberdayaan masyarakat tidak selalu harus berangkat dari modal besar atau teknologi rumit, tetapi justru dapat dimulai dari potensi lokal yang diolah dengan sentuhan inovasi. Cassmelcake hanyalah contoh kecil, namun semangat di baliknya mencerminkan bagaimana pendidikan tinggi dapat hadir langsung di tengah masyarakat.
Harapannya, Cassmelcake bukan sekadar camilan musiman hasil program KKN, tetapi dapat berlanjut menjadi produk UMKM yang mengangkat nama Balong di kancah kuliner lokal, bahkan nasional. (doc)