Inovasi Hijau dengan Pengembangan Produksi Magot Kering
Sampah selalu menjadi problem baik di negara maju maupun berkembang seperti di Indonesia. Tidak sedikit upaya yang telah dilaksanakan oleh beberapa pihak dalam pengelolaan hingga pengolahan sampah menjadi produk yang dapat dimanfaatkan bahkan bernilai ekonomis. Bagi pihak individual maupun kelembagaan yang sadar terhadap pentingnya pengelolaan sampah, biasanya sudah memilah sampah di tempat sampah menjadi tiga jenis, yaitu sampah beracun, sampah anorganik, dan sampah organik. Masing-masing jenis sampah memerlukan penanganan yang berbeda agar tidak menjadi pencemar di dunia. Salah satu upaya pemanfaatan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis yaitu dengan produksi magot kering.
Magot kering mengandung zat-zat bergizi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang hewan. Selain itu juga dapat menjadi suplemen pertumbuhan yang biasanya digunakan sebagai sumber alternatif protein tinggi dan asam amino pada hewan. Magot kering dinilai dapat menjadi pakan ternak yang ramah lingkungan, ekonomis, dan praktis untuk dikembangkan melalui pemanfaatan sampah organik.
Upaya nyata produksi magot kering telah dilaksanakan oleh tim dosen dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan meluncurkan program inovatif untuk menangani masalah sampah organik di Perumahan Dirgantara Asri, Berbah, Sleman, yang dimulai pada Sabtu, 13 Juli 2024. Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang bertujuan untuk memanfaatkan magot sebagai solusi penguraian sampah organik, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Program ini dilaksanakan secara sistematis hingga akhir Desember 2024, dengan melibatkan mahasiswa dari Departemen Bimbingan dan Konseling UAD. Program dipimpin oleh Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons., dengan anggota tim terdiri atas Dr. Muya Barida, M.Pd. dan Murein Miksa Mardhia, S.T., M.T.
Ketua RT setempat, Asri, menyatakan, “Penguraian sampah organik dengan menggunakan magot menjadi salah satu solusi masalah sampah, khususnya di perumahan. Terlebih, magot yang nantinya dikeringkan, memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat menjadi salah satu pusat bisnis di perumahan.”
Wahyu Nanda Eka Saputra menambahkan, “Kami berharap, melalui program ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah organik dapat meningkat, sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi warga Kampung Dirgantara Asri.” (Doc)