Kajian Travel Writing dalam Seminar Budaya, Bahasa, dan Sastra Prodi Sasindo UAD
Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan seminar kesastraan dengan tema “Menerka Cakrawala Ilmu Bahasa dan Sastra”. Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu, 17 Februari 2024 di Amphiteater Fakultas Kedokteran Kampus IV UAD.
Tujuan dari diskusi adalah diharapkan lulusan S-1 Sastra Indonesia UAD menguasai kajian-kajian kesastraan agar ketika negara luar membutuhkan pembicara tentang kesusastraan Indonesia, maka yang diundang adalah lulusan Sastra Indonesia UAD.
Sudah sejak lama, travel writing sangat melekat dalam novel Indonesia. Contoh yang terkenal adalah novel 5 CM yang membahas tentang lima orang pergi ke puncak Gunung Mahameru, mengangkat kisah persahabatan mereka, dan cara mereka menemukan jati diri.
Oleh karena itu, fokus kegiatan kali ini pun tentang travel writing atau sastra perjalanan, dengan pembicara Dr. Awla Akbar Ilma, M.A. yang merupakan dosen dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ia mengatakan, “Kalau mengacu ke teori perjalanan, perjalanan merupakan bergesernya objek dari tempat ini ke tempat lain. Jadi, perjalanan tidak dibatasi harus ke luar negeri, tindakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain bisa diangkat di dalam sastra perjalanan. Sehingga, pendefinisian dari sastra perjalanan adalah cerita tentang seseorang yang melakukan perjalanan dari satu orang ke tempat lain.”
Cerita yang diangkat dalam novel merupakan tindakan atau imajinasi tokoh dalam melakukan perjalanan yang kemudian dikemas menggunakan bahasa sastrawi. Bahasa yang diangkat biasanya memiliki unsur sastrawi yang indah dan secara metafora menyukai tempat itu ataupun mengakui tempat tersebut bagus.
Alwi Akbar juga memberi contoh beberapa novel sastra perjalanan yang ada di Indonesia. “Contoh lain dari novel perjalanan Indonesia adalah tokoh Ijo yang melakukan perjalanan dari Indonesia keliling ke Belanda. Ternyata, di sana ia menemukan kenyataan bahwa Belanda tidak jauh berbeda dengan Indonesia, termasuk sumber daya manusianya sama dengan Indonesia sehingga ia berpikir bagaimana bisa kita dijajah oleh mereka.”
Kegiatan seminar ini turut dihadiri oleh dosen-dosen dan mahasiswa Sastra Indonesia UAD dari berbagai angkatan. Dari kegiatan tersebut, berdampak positif dalam memantik rasa ingin tahu mahasiswa terhadap kajian novel perjalanan. Mahasiswa pun dapat menjadikan novel perjalanan sebagai tugas akhir perkuliahan. (Bgs)